Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia berdasarkan survei penjualan eceran memperkirakan kinerja penjualan eceran pada kuartal III/2022 meningkat dari kuartal sebelumnya.
Hal ini tercermin dari indeks penjualan riil (IPR) pada kuartal III/2022 yang diperkirakan tumbuh 5,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Peningkatan penjualan eceran terutama didorong oleh subkelompok sandang 53,8 persen yoy,” tulis BI dalam laporannya, Selasa (11/10/2022).
Di samping itu, kelompok yang juga mengalami peningkatan penjualan yaitu kelompok bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 39,8 persen yoy, barang budaya dan rekreasi 17,0 persen yoy, serta suku cadang dan aksesori sebesar 13,4 persen yoy.
Di sisi lain, penjualan eceran tertahan oleh penurunan pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar -20 persen yoy dan perlengkapan rumah tangga lainnya sebesar -4,8 persen yoy.
Pada September 2022, kinerja penjualan eceran diperkirakan mengalami penurunan, tercermin dari IPR yang tercatat sebesar 200,0, terkontraksi -0,9 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Baca Juga
Jika dirincikan, kelompok suku cadang dan aksesori mencatatkan kontraksi sebesar -12,7 persen mtm, bahan bakar kendaraan bermotor -8,6 persen, serta makanan, minuman, dan tembakau -0,5 persen mtm.
Namun demikian, secara tahunan, kinerja penjualan eceran diperkirakan meningkat sebesar 5,5 persen yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen yoy.
Peningkatan terutama ditopang oleh perbaikan kontraksi kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya -1,6 persen yoy, peralatan informasi dan komunikasi -20,1 persen yoy, serta meningkatnya pertumbuhan kelompok makanan, minuman, dan tembakau 8,2 persen.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyampaikan bahwa penjualan eceran secara historis mengalami penurunan pada periode September, terutama sejak 2 tahun terakhir.
Penurunan kinerja penjualan eceran juga tidak terlepas dari tingginya inflasi, terutama sebagai dampak dari kenaikan harga BBM, pada periode tersebut.
Meski demikian, Yusuf memperkirakan dampak dari terkontraksinya kinerja penjualan eceran relatif terbatas pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
“Saya perkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih akan berada di level positif di kisaran 4,9 hingga 5,1 persen di sepanjang tahun 2022 ini,” katanya kepada Bisnis, Selasa (11/10/2022).