Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei BI: Laju Inflasi Diproyeksi Stabil pada November 2022

Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tercatat sebesar 135,4 pada November 2022, relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 135,3.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia dalam Survei Penjualan Eceran memperkirakan tekanan inflasi cenderung stabil pada November 2022.

Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) yang tercatat sebesar 135,4 pada November 2022, relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 135,3.

“Dari sisi harga, responden memperkirakan tekanan inflasi pada November 2022 cenderung stabil,” tulis BI dalam laporannya, Selasa (11/10/2022).

Sementara itu, tingkat inflasi pada Februari 2023 mendatang diperkirakan akan menurun, dengan IEH yang tercatat sebesar 138,7, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 144,7.

Presiden Joko WIdodo (Jokowi) mengatakan bahwa tingkat inflasi di dalam negeri masih terkendali meski pemerintah telah menaikkan harga BBM pada September 2022.

Dia menyampaikan, tingkat inflasi Indonesia cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan banyak negara lain, misalnya Argentina yang tingkat inflasinya mencapai 83,5 persen.

“Inflasi masih terkendali setelah kenaikan BBM, inflasi kita masih di angka di bawah 5,9 persen ini juga tetap harus kita syukuri,” katanya  acara Investor Daily Summit 2022 di Jakarta Convention Center.

Sebagaimana diketahui, tingkat inflasi domestik pada September 2022 tercatat sebesar 1,17 persen secara bulanan atau 5,95 persen secara tahunan.

Inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga kelompok administered prices, yaitu kenaikan harga bbM, di tengah penurunan inflasi inti dan deflasi pada kelompok volatile food. 

BI mengingatkan, tekanan inflasi diperkirakan masih meningkat ke depan, akibat dampak lanjutan  dari penyesuaian harga BBM bersubsidi, menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan, dan masih tingginya harga energi dan pangan global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper