Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi di Denmark melonjak ke level tertinggi dalam empat dekade terakhir pada. Hal ini tentu berdampak pada kemungkinan kenaikan harga barang dan energi menyeret ekonomi negara ke jurang resesi.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (10/10/2022) Badan Statistik Denmark melaporkan indeks harga konsumen (IHK) Denmark melonjak 10 persen pada September dari bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), naik dari 8,9 persen bulan sebelumnya.
Angka inflasi ini lebih tinggi dari proyeksi analis yang memperkirakan inflasi September naik 9,6 persen yoy.
Sebagian besar ekonom memperkirakan PDB menurun saat ini setelah tingkat pertumbuhan ekonomi Denmark mengungguli negara-negara Eropa lain selama pandemi. Kepercayaan konsumen berada pada titik terendah sejak data diperkenalkan pada awal 1970-an.
Ekonom senior di Sydbank Mathias Dollerup Sproegel mengungkapkan biaya hidup yang lebih tinggi sekarang sangat merugikan dan akan mengurangi konsumsi lebih lanjut.
"Konsumen menyimpan uang mereka di saku mereka sekarang dan itu akan merugikan sebagian besar perekonomian." lanjutnya.
Baca Juga
Bank sentral Denmark bulan lalu mengumumkan bahwa kenaikan inflasi menimbulkan ancaman terbesar bagi ekonomi yang diperkirakan akan mengalami kontraksi tahun depan.
Selain itu, bank sentral memperingatkan bahwa pemerintah harus memperketat pengeluaran untuk menghindari spiral harga upah yang memperkuat diri.
Denmark akan melakukan pemilihan umum pada 1 November sehingga pemerintah maupun oposisi berjanji akan berbuat lebih banyak untuk meringankan biaya hidup.
Kepala analis Danske Bank Louise Aggerstrom Hansen mengatakan ada juga titik terang dalam data yang dirilis pada Senin, karena harga makanan turun antara bulan Agustus dan September.
"Kami memperkirakan tingkat inflasi sudah akan turun pada Oktober, terutama dibantu oleh harga listrik dan gas yang lebih rendah. Secara keseluruhan, tingkat inflasi akan bergantung pada perkembangan harga energi, yang sangat sulit diprediksi," jelasnya.