Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mengebut elektrifikasi di semua pelabuhan sebagai salah satu program pascamerger.
Sekretaris Perusahaan PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) Tubagus Patrick menuturkan selama 1 tahun Pelindo merger pihaknya telah berhasil melakukan elektrifikasi di Terminal Peti kemas Bitung.
Dia menjelaskan telah dilakukan pekerjaan elektrifikasi sebanyak empat unit container crane di Terminal Petikemas Bitung. Program elektrifikasi ini tak hanya untuk dinikmati SPJM, tapi juga untuk seluruh Pelindo Group.
Direktur Utama PT Equiport Inti Indonesia (EII), anak usaha SPJM, Muhammad Ayub Rizal menuturkan pelabuhan juga dituntut untuk terus beroperasi menjalankan aktivitasnya untuk melayani jasa perdagangan dunia yang semakin meningkat.
Untuk menjaga keberlanjutan proses logistik maritim, Ayub mengatakan pelabuhan harus mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut dengan mengembangkan konsep Pelabuhan hijau.
"Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menuju green port ialah elektrifikasi," kata Ayub, Minggu (9/10/2022).
Elektrifikasi merupakan proses repowering pada suatu komponen dengan menggunakan listrik. Elektrifikasi Quay Container Crane (QCC) dilakukan dengan mengubah sumber energi utama yang awalnya bersumber dari Generator Set menjadi sumber listrik PLN.
Ayub mengatakan, elektrifikasi yang dilakukan pada empat unit Container Crane di Terminal Petikemas Bitung atau TPB adalah salah satu inisiatif strategis dari SPJM untuk menyumbangkan sebagai efisiensi terhadap penggunaan biaya bahan bakar minyak (fossil fuel), meningkatkan efesiensi terhadap biaya pemeliharaan dan meningkatkan pelayanan green port.
Dia mengungkapkan hal yang tidak kalah penting adalah melakukan efisiensi biaya dari penggunaan BBM yang harganya fluktuatif. Adapun target efisiensi biaya dengan penggunaan tenaga listrik dari PLN atau elektrifikasi diperkirakan sebesar 30 persen untuk setiap jam pengoperasian QCC.
Direktur Utama Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) Prasetyadi mengatakan, pascamerger SPJM juga telah mengembangkan layanan tambahan Marine Equipment and Port Services atau MEPS yang sudah mencapai 124 persen dari target tahun 2022 dan Operasi Layanan MEPS di TUKS atau Tersus yang sudah mencapai 370 persen dari target tahun ini.
Menurutnya, kondisi tersebut menumbuhkan rasa percaya konsumen pengguna jasa kepada SPJM. Di mana hingga saat ini SPJM telah melakukan serah terima operasi sarana bantu dan prasarana pemanduan kapal melalui tiga tahapan, yaitu tahap 1 pada 1 Januari 2022, tahap 2 pada 1 Februari 2022 dan tahap 3 pada 1 Maret 2022.