Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 50 persen populasi mobil penumpang di Amerika Serikat (AS) akan menjadi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) pada tahun 2030. Hal itu menurut laporan dari BloombergNEF yang dikutip pada Jumat, (7/10/2022).
Sebelum disahkannya Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA), proyeksi penjualan kendaraan listrik pada tahun 2030 mencapai 43 persen dari pasar AS. Namun, laporan tersebut mengklaim bahwa penetrasi kendaraan listrik dalam penjualan kendaraan baru bisa tumbuh hingga 52 persen.
Pemerintah AS gencar menekankan penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon. Oleh sebab itu, penjualan EV di AS kemungkinan akan tumbuh lebih cepat dari yang telah diproyeksikan.
Proyeksi terbaru dari BloombergNEF mengklaim setengah dari semua mobil yang dijual di AS akan menjadi mobil listrik Battery Electric Vehicle (BEV), Hybrid Electric Vehicle (HEV) maupun Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) pada akhir dekade ini.
Analis Mobil Listrik Bloomberg NEF Corey Cantor mengatakan, insentif seperti kredit pajak baru untuk pembeli kendaraan listrik di AS akan mendongkrak pasar EV melonjak dalam beberapa tahun ke depan di negara tersebut.
"Kemudian dalam dekade ini, kami mengharapkan tidak hanya kredit pajak EV tetapi kredit pajak produksi baterai untuk mendorong penurunan biaya EV yang lebih tajam,” ujar Corey dikutip dari Bloomberg, Jumat, (7/10/2022).
Baca Juga
Tiga produsen mobil asal AS dengan produksi baterai domestik terbanyak yang akan mendapatkan peluang bagus, yakni Tesla, GM, dan Ford. Kendati demikian, IRA membatasi insentif $7.500 untuk kendaraan yang dirakit di Amerika Utara, serta pembatasan terhadap sumber produksi baterai.
Adapun, pada tahun 2021, kendaraan listrik menyumbang kurang dari 5 persen dari penjualan di AS, angka itu di bawah tingkat global hampir 9 persen dan jauh di bawah tingkat adopsi di negara-negara seperti China, di mana plug-in saat ini menyumbang sekitar 24 persen dari penjualan mobil listrik baru.