Bisnis.com, JAKARTA - B20 Indonesia Energy, Sustainability and Climate Task Force (ESC TF) berkolaborasi dengan Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. (MHI) yang bekerjasama dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) dan MUFG Bank, Ltd., Jakarta Branch (MUFG) menyelenggarakan seminar side event B20 “Introduction of Decarbonization Initiatives and Solutions for Industry Sector,” Kamis, (29/9/2022) yang bertempat di Menara Bank Danamon, Kuningan, Jakarta.
Forum seminar ini membahas mengenai solusi dekarbonisasi atau meminimalisasi emisi karbon yang paling ideal bagi sektor industri. Di antaranya teknologi dan produk mutakhir dari MHI terkait penghematan energi pabrik, pasokan listrik terbarukan yang stabil, penghematan energi, permintaan air dingin, hidrogen dan amonia.
Selain itu, MUFG dan Danamon juga memperkenalkan solusi keuangan untuk mewujudkan inisiatif ini. Hal ini sangat penting, karena pembiayaan juga menjadi salah satu faktor besar yang menentukan keberhasilan transisi energi.
Transisi dan penghematan energi merupakan faktor kunci dalam dekarbonisasi untuk mencegah pemanasan global. B20 ESC TF telah mengembangkan rekomendasi kebijakan dan tindakan untuk mengatasi masalah ini yang akan dibawa dalam KTT B20 dan G20 di Bali, November nanti.
Pentingnya kolaborasi dan inisiatif dalam penurunan emisi karbon diakui oleh Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani. Dalam sambutannya, Shinta mengatakan mengundang perusahaan untuk melakukan kerja sama global yang akan menghasilkan business action yang berkontribusi terhadap target transisi energi.
Shinta Kamdani melihat transisi energi harus memberikan manfaat, bukan menjadi suatu beban. Transisi energi, lanjut Shinta, harus dipersiapkan dengan matang, termasuk juga dalam melakukan mitigasi risiko terkait pembiayaan yang dibutuhkan. Diperlukan upaya kolaborasi sektor swasta dan sektor keuangan untuk mengatasi masalah pembiayaan.
“Transisi energi ini tentunya membutuhkan dukungan pendanaan yang besar. Negara-negara G20 yang berkontribusi terhadap 80% perekonomian dunia dan juga perusahaan-perusahaan dunia, diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses transisi ini. Ada beberapa prioritas utama yang mesti dikedepankan dalam transisi energi ini seperti aksesibilitas, teknologi, dan pendanaan,” ujar Shinta.
B20 Indonesia mendorong empat legacy yang dirancang tidak hanya sebagai one-time initiative, namun sebagai inisiatif yang berkelanjutan serta diharapkan tidak hanya berakhir setelah Presidensi G20 Indonesia usai diselenggarakan. Terkait isu transisi energi, terdapat legacy program yang disiapkan untuk mengatasi isu transisi energi dan pembiayaan, yakni Carbon Center of Excellence. Carbon Center of Excellence akan menjadi platform untuk panduan dunia usaha dalam mendapatkan pemahaman terkait isu perdagangan karbon melalui hub-knowledge serta practice sharing center.
Host of B20 Indonesia sekaligus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan forum ini membahas tentang masa depan industri di era yang mengedepankan keberlanjutan dan emisi rendah demi masa depan yang hijau dan planet yang lebih lestari. Ini adalah masa depan yang dituntut dunia, dan pelaku bisnis atau industri yang akan menjadi pelopor dan memimpinnya ke arah sana.
“Perlu ada kolaborasi bersama menuju pengurangan emisi karbon yang signifikan dan transisi yang progresif dari energi penyumbang karbon menjadi energi yang ramah lingkungan, lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Arsjad, Kamis (29/9/2022).
KADIN Indonesia sendiri telah membentuk KADIN Net Zero Hub (KADIN NZH) berkolaborasi dengan Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), WRI Indonesia, dan Carbon Disclosure Project (CDP). Ini merupakan inisiatif untuk mendukung perusahaan nasional mencapai target Net Zero Emission dengan membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan dan meningkatkan daya kompetisi di pasar global.
Sementara itu, Chair B20 ESC TF, Nicke Widyawati mengatakan task force yang ia pimpin telah merumuskan tiga rekomendasi yang akan dibahas sebagai tema prioritas yakni “Mempercepat Transisi ke Penggunaan Energi Berkelanjutan”, “Memastikan Transisi yang Adil dan Terjangkau” dan “Kerjasama Global untuk Meningkatkan Aksesibilitas Energi.”
Nicke yang juga Presiden Direktur & CEO PT Pertamina (Persero) menjelaskan, transisi energi menjadi agenda semua negara dan harus didukung demi tujuan memenuhi target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals. Transisi energi, lanjutnya, berfokus pada kolaborasi pada penggunaan teknologi, SDM, pembiayaan, rantai pasok dan model bisnis terbaru.
Agung Wicaksono sebagai Deputy Chair B20 ESC TF dan Managing Director Jababeka Infrastruktur menyampaikan, dekarbonisasi amatlah memerlukan peran sektor industri. “Menuju kawasan industri net zero adalah sebuah visi yang hendak dicapai oleh perusahaan pengelola kawasan industri,” ujarnya. “Momentumnya adalah saat Indonesia memimpin G20 tahun ini untuk mendeklarasikan komitmen ini. Dan kerjasama dengan perusahaan teknologi dan financing sangat diperlukan untuk mencapainya.”
Sedangkan Hitoshi Kaguchi, Deputy Co-Chair B20 ESC TF dan Executive Vice President & CSO Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. menyatakan MHI telah mendukung B20 Indonesia dan semua kegiatan B20 ESC TF dalam menetapkan rekomendasi kebijakan dan tindakan. Seminar ini, kata Kaguchi, merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan tindakan aksi tersebut menuju KTT B20 di bulan November ini dan menuju dunia netral karbon.
Dalam kesempatan yang sama, Herry Hykmanto, Direktur Syariah & Sustainability Finance Bank Danamon Indonesia Tbk mengatakan bahwa Danamon mendukung setiap inisiatif pembiayaan berkelanjutan. Hal ini untuk memastikan pertumbuhan ekonomi, sekaligus meminimalkan dampak buruk lingkungan dan sosial yang mungkin timbul dari kegiatan dan operasi bisnis.
“Danamon memiliki komitmen yang kuat dalam mempercepat pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan; dengan menargetkan pembiayaan berkelanjutan dalam lima tahun ke depan. Untuk mencapai hal tersebut, Danamon telah mulai mengembangkan proposisi pembiayaan hijau dengan memulai program pembiayaan panel surya dan juga pembiayaan kendaraan listrik bekerja sama dengan Adira Finance,” ujar Herry.
Sebagai bagian dari MUFG, Danamon juga berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission dari operasional perusahaan pada tahun 2030. Untuk tujuan ini, Danamon secara proaktif menerapkan berbagai inisiatif jejak lingkungan, seperti pemantauan penggunaan sumber daya, estimasi emisi gas rumah kaca di seluruh grup serta pemasangan panel surya di Kantor Pusat Danamon dan 4 cabang lainnya.
Sebagai penutup, Colin Chen, Head of ESG Finance for APAC, MUFG Bank mengatakan bahwa aksi iklim, perlindungan lingkungan dan pembangunan masyarakat inklusif merupakan hal penting yang menjadi bagian dari komitmen MUFG terhadap Ekonomi Berkelanjutan. Pada Mei 2021, MUFG mengumumkan komitmennya untuk mencapai Net Zero Emission dalam portofolio keuangannya pada tahun 2050 dan Net Zero Emission dalam pengoperasiannya pada tahun 2030. MUFG adalah bagian dari Asia Transition Finance Study Group (ATFG) yang bertujuan untuk mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon. MUFG juga memimpin satuan tugas transisi keuangan di Asia dalam Net Zero Banking Alliance (NZBA), yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menggalang lembaga keuangan global guna mendukung Net Zero Emission. Melalui beragam solusi keuangan berkelanjutan, MUFG terus mendukung para klien dan ekonomi untuk terus memajukan pertumbuhan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.