Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Proyeksi Inflasi Tahunan September 2022 Melonjak 5,88 Persen

Dampak dari kenaikan harga BBM juga mulai terlihat pada kenaikan tarif transportasi dalam kota dan transportasi antarkota pada September 2022.
Pedagang melayani pembeli di Pasar Karbela, Jakarta, Senin (9/5/2022). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Pedagang melayani pembeli di Pasar Karbela, Jakarta, Senin (9/5/2022). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, GIANYAR — Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi pada September 2022 sebesar 5,88 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Secara bulanan, tingkat inflasi diperkirakan sebesar 1,10 persen (month-to-month/mtm).

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Wahyu Agung Nugroho mengatakan tingginya inflasi pada September 2022 terutama disebabkan oleh kenaikan harga BBM yang diberlakukan pemerintah pada awal bulan lalu.

“Inflasi tahunan September 2022 diperkirakan 5,88 persen untuk September ini atau 1,1 persen secara bulanan, ini komponennya mostly dari kenaikan harga bensin yang menyumbang 0,91 persen terhadap inflasi,” katanya, Sabtu (1/9/2022).

Wahyu mengatakan, dampak dari kenaikan harga BBM juga mulai terlihat pada kenaikan tarif transportasi dalam kota dan transportasi antarkota.

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga BI, tarif angkutan dalam kota menyumbang inflasi sebesar 0,06 persen mtm dan angkutan antar kota menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen mtm. 

Wahyu memperkirakan, dampak dari kenaikan harga BBM terhadap kenaikan inflasi masih akan berlanjut hingga 2–3 bulan ke depan.

Sejalan dengan itu, laju inflasi inti juga diperkirakan terus meningkat ke depan. Selain akibat kenaikan harga BBM, inflasi inti juga terdorong sebagai dampak dari tingginya kenaikan inflasi pangan.

Dengan perkembangan tersebut, BI memperkirakan tingkat inflasi inti hingga akhir tahun akan mencapai kisaran 4,6 persen.

Adapun, pada Agustus 2022 tingkat inflasi tercatat sebesar 4,69 persen secara tahunan, terutama dipengaruhi oleh inflasi komponen harga yang diatur pemerintah (administered prices) sebesar 6,84 persen yoy dan inflasi inti sebesar 3,04 persen.

Sementara itu, inflasi kelompok harga bergejolak (volatile food) tercatat masih tinggi pada level 8,93 persen yoy.

Sebagaimana diketahui, BI pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin.

Keputusan tersebut guna menjangkar ekspektasi inflasi yang meningkat dan untuk mengembalikan tingkat inflasi inti kembali ke kisaran 2—4 persen pada kuartal III/2023.

“Dari perkembangan sekarang, sesuai dengan perkiraan semula saat BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin pada Agustus 2022 maupun 50 basis poin pada September 2022, laju inflasi diperkirakan masih on track,” kata Wahyu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper