Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Siap-siap! Inflasi Bisa Tembus 7 Persen di Kuartal IV/2022

Ekonom UOB Indonesia memprediksi tingkat inflasi Indonesia pada kuartal IV/2022 atau Desember 2022 bisa tembus 7 persen gara-gara kenaikan harga BBM.
Wibi Pangestu Pratama
Wibi Pangestu Pratama - Bisnis.com 29 September 2022  |  16:56 WIB
Siap-siap! Inflasi Bisa Tembus 7 Persen di Kuartal IV/2022
Pertalite, produk bensin baru dari Pertamina - Antara/M. Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank UOB Indonesia memperkirakan bahwa inflasi akan meningkat pada kuartal IV/2022 atau pada Desember 2022 bisa mencapai 7 persen. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu pendorong laju inflasi.

Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menjelaskan bahwa tren kenaikan inflasi berpotensi masih berlanjut sampai akhir tahun. Dia menyebut bahwa inflasi bisa naik hingga 7 persen, dari posisi terakhir pada Agustus 2022 di 4,69 persen.

"Inflasi akan naik pada kuartal IV/2022, berkisar 7 persenan [pada Desember 2022]. Bank Indonesia selalu melaporkannya kan sampai Desember 2022, kalau rata-rata [inflasi] setahunnya menurut kami bisa di 4,9 persen, Januari sampai Desember 2022," ujar Enrico dalam konferensi pers UOB Economic Outlook 2023, Kamis (29/8/2022).

Dia menyebut bahwa kenaikan harga BBM akan menjadi salah satu pendorong inflasi pada kuartal IV/2022.

Pasalnya, harga pangan dan sejumlah kebutuhan akan ikut meningkat setelah naiknya harga Pertalite dan Solar.

Meskipun begitu, Enrico meyakini bahwa pada tahun depan akan terjadi normalisasi inflasi, yakni kembali ke rentang 4 persen—4,1 persen.

Penurunan laju inflasi dapat terjadi setelah The Fed selesai menaikkan suku bunganya, sehingga kondisi ekonomi tahun depan bisa cukup mereda.

Adapun, UOB memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 bisa mencapai 5,4 persen, dan pada sepanjang tahun ini di rentang 4,8 persen—5 persen.

Jika angka itu tercapai, kinerja perekonomian Indonesia kembali ke tren sebelum pandemi, yakni pertumbuhan di atas 5 persen.

"Belanja, investasi masih mengalir, dan konsumsi rumah tangga masih jalan. Namun, harga bahan bakar minyak [BBM] naik September ini, makanya [pertumbuhan ekonomi] 5,4 persen sangat mungkin sebagai dasar," ujar Enrico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Inflasi bank uob indonesia Harga BBM
Editor : Feni Freycinetia Fitriani

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top