Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Tahu Tempe Lega, Penyaluran Selisih Harga Kedelai Dilanjutkan

Kemendag segera mengeluarkan izin perpanjangan penyaluran selisih harga kedelai Rp1.000 per kilogram.
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Jakarta, Selasa (14/6/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Jakarta, Selasa (14/6/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera mengeluarkan izin perpanjangan penyaluran selisih harga kedelai Rp1.000 per kilogram yang sejak Juli 2022 baru tersalurkan sebanyak 10 persen atau 80.000 ton. Padahal, rencana penyalurannya sebanyak 800.000 ton atau setara Rp800 miliar.

Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan pihaknya telah diberi kepastian oleh Kemendag dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk segera mengeluarkan izin perpanjangan. Hal tersebut berdasarkan hasil audiensi Gakoptindo dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada Selasa (27/9/2022).

“Intinya bahwa prinsip Pak Mendag siap bantu, dukung dan siap keluarkan perpanjangan dengan syarat ada surat dari Bapanas, karena ada Perpres No.66 itu bulan Juli. Dengan adanya surat Bapanas, akan langsung dibuat izin perpanjang oleh Kemendag,” ujar Aip saat dihubungi, Rabu (28/9/2022).

Aip mengungkapkan, izin penyaluran selisih harga kedelai sejatinya harus menunggu peraturan presiden. Namun, produsen tahu tempe tidak tahan menanggung beban produksi, karena harga kedelai sudah naik Rp2.000 dalam 2 bulan jadi Rp13.000 per kg.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga kedelai per 26 September 2022 adalah Rp 14.200 per kg. Harga kedelai hari ini naik 14,51 persen dibandingkan harga kedelai pada 24 September 2021 senilai Rp12.400. Kenaikan harga kedelai tertinggi terjadi pada 2021 atau sekitar 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Jadi, sementara ada diskresi kebijakan demi kesejahteraan rakyat. Sebenarnya Menko Perekonomian dalam ratas juga sudah menyetujui perpanjangan. Ini hanya menunggu masalah administrasi, jika sudah akan dikeluarkan izin perpanjangan ini,” ungkapnya.

Menurut Aip, kenaikan harga kedelai membuat perajin mengurangi produksi dan keuntungan. Apalagi, kata dia, kedelai saat ini sedikit sulit didapat. Dia membeberkan, pasokan kedelai hingga akhir tahun hanya tersedia sekitar 1,8 juta ton atau lebih sedikit dari yang biasanya 2,5 juta ton per bulan.

“Makanya perajin biasanya dapat 100 kg, sekarang Cuma 70 kg,” ujarnya.

Dia berharap selisih harga kedelai yang akan dilanjutkan bisa mencapai 200.000 ton per bulan. Dia pun mengusulkan agar penyaluran selisih kedelai didistribusikan kepada seluruh produsen tahu tempe meski tidak memiliki NIB.

“Memang ini salah satu kelemahan dan kesalahan kami sendiri, karena Kopti ini banyak yang izinnya sudah habis, tidak diperpanjang dan lain-lain, makanya kami meminta kompensasi bahwa ini dikeluarkan untuk semua perajin tahu tempe tanpa perlu memiliki izin,” kata Aip.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor kedelai ke Indonesia mencapai US$1,48 miliar pada 2021 atau sekitar 2,6 juta ton. Nilai tersebut naik 47,77 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar US$1 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper