Bisnis.com, JAKARTA -- PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) menyambut baik adanya rencana pengembangan transhipment port oleh PT Pelindo (Persero) pasca merger.
Guna mewujudkan hal tersebut, Indonesia dinilai memiliki PR untuk bisa menciptakan pelayanan yang sama dengan sejumlah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Direktur Utama Samudera Indonesia Bani Mulia mengatakan sangat mendukung cita-cita RI untuk memiliki transhipment port sehingga bisa bersaing dengan negara-negara lain.
Agar nantinya bisa mengimbangi pelabuhan milik negara lain seperti Malaysia dan Singapura, kapasitas, produktivitas, dan efisiensi dari transhipment port Indonesia harus bisa memiliki daya saing.
"Sebagai contoh Singapura dan Malaysia, saat ini mereka sudah punya dan sudah menunjukkan kinerja yang baik. Maka PR Indonesia adalah menciptakan yang kelasnya sama, size dan juga kualitas layanan yang sama dengan mereka," kata Bani, Selasa (27/9/2022).
Bani menilai Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan hub bagi kegiatan alih muatan kargo ekspor. Menurutnya, Indonesia memiliki sejumlah titik wilayah strategis dan merupakan sumber produksi sekaligus pasar konsumen yang sangat besar khususnya di Asia Tenggara.
Baca Juga
Hal itu, terangnya, menjadikan Indonesia berpotensi menjadi pemain global yang dominan untuk transhipment port. Apabila transhipment port Indonesia sudah bisa bersaing dengan negara-negara tetangga, maka bukan tidak mungkin emiten berkode SMDR itu bisa memilih pelabuhan Indonesia untuk kegiatan transhipment kargo ekspor.
"Pelayaran-pelayaran internasional, termasuk Samudera, akan dapat memilih pelabuhan transhipment mana yang lebih strategis, atau bahkan semua strategis sehingga dapat dikombinasikan layanan-layanannya," ujar Bani.
Sebelumnya, PT Pelindo (Persero) mengeklaim bahwa sudah ada sejumlah perusahaan pelayaran (shipping line) yang tertarik untuk bergabung dengan BUMN pelabuhan itu dalam mengembangkan transhipment port di Indonesia.
Kendati demikian, Direktur Utama PT Pelindo (Persero) Arif Suhartono belum mau mengungkap perusahaan pelayaran mana saja yang sudah menyatakan ingin bergabung untuk mengembangkan pelabuhan di Indonesia menjadi hub kegiatan alih muatan kargo ekspor.
"Sudah [ada perusahaan yang mendekati]. Tapi masih saya close lah," ujar Arif sambil tertawa pada wawancaranya dengan Bisnis Indonesia, Senin (26/9/2022).
Menurutnya, Pelindo akan memasuki persaingan dalam pengembangan transhipment port di luar area Jakarta. Saat ini, lanjutnya, Indonesia belum memiliki transhipment port yang melayani kapal-kapal yang bersinggah dari luar negeri.
Arif mengaku bahwa pengembangan transhipment port di Indonesia merupakan salah satu target yang ingin diwujudkan perseroan pascamerger Oktober 2021 lalu. Hal tersebut berkaitan dengan upaya untuk memacu produktivitas pelabuhan.
"Setelah merger ini, obsesi saya adalah bagaimana kita memasuki battle untuk transhipment," ujarnya.