Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan membangun ekosistem pertanian menjadi komitmen Bayer Indonesia dalam partisipasinya di Forum B20 Indonesia.
Managing Director dan CFO Bayer ASEAN Ernst Coppens mengatkaan di Indonesia Bayer memiliki program Bayer for Indonesia (BISA) yang merupakan program holistik perseroan untuk menjangkau petani lahan kecil serta membangun ekosistem desa di seluruh Indonesia.
BISA menjadi program jangka panjang dengan fokus pada tiga bisnis utama Bayer secara global, yaitu pertanian, obat-obatan (pharmaceutical), dan kesehatan atau consumer health.
“Pertanian dengan aktivitas better life farming center. Kami juga memasukkan elemen pharmaceutical untuk kesehatan reproduksi, lalu sektor consumer health untuk nutrisi masyarakat desa,” ungkap Ernst dalam diskusi bersama media di Labuan Bajo, NTT, dikutip Sabtu (24/9/2022).
Upaya ini sejalan dengan komitmen global “Health for All, Hunger for None” Bayer. Komitmen ini bertujuan meningkatkan penghidupan 100 juta petani kecil diseluruh dunia, memberikan akses nutrisi kepada 100 juta orang brpendepatan rendah, dan meningkatkan kesehatan reproduksi untuk 100 juta perempuan di dunia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bayer Indonesia Kinshuk Kunwar mengatakan Bayer memiliki tiga tujuan utama yang sejalan dengan komitmen global perseroan.
Baca Juga
Komitmen pertama adalah mendukung 4 juta petani lahan kecil farmers melalui inisiatif Better Life Farming. Dukungan ini bertujuan untuk meningkatkan
“Kami memberikan bimbingan untuk para petani supaya meningkatkan kapabilitas dan memberikan akses terhadap teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Kita juga menghidupkan ekosistem pertanian di desa,” ungkap Kunwar.
Bayer juga mendukung 1 juta masyarakat penghasilan rendah untuk mendapatkan pendidikan mengenai perawatan kesehatan diri. Dalam dukungan ini, Bayer memberikan pelatihan dengan dukungan dari program inisiatif nutrisi global Bayer.
Adapun tujuan ketiga adalah adalah dukungan kepada 1 juta perempuan dalam pelatihan mengenai kesehatan reproduksi perempuan serta program Keluarga Berencana (KB).
“Mengapa ini relevan di Indonesia? Karena masih banyak tantangan berupa meningkatkan produktivitas petani lahan kecil yang masih rendah, tingginya angka stunting, rendahnya angka partisipasi KB,” pungkasnya.