Bisnis.com, ROTE — Pemerintah melalui PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terus berupaya mengejar target rasio elektrifikasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur bisa mencapai 100 persen pada 2025.
Dengan dukungan Penyertaan Modal Negara (PMN), perusahaan setrum pelat merah itu akan melakukan berbagai upaya untuk menyalurkan listrik hingga ke berbagai desa terpencil di NTT, tak terkecuali di wilayah paling selatan Indonesia, yakni Pulau Rote.
Pada tahun ini, setidaknya ada 97 desa terpencil di Pulau Rote yang akan mendapatkan sambungan listrik dari PLN. Penyaluran listrik di wilayah paling selatan Indonesia ini mendapat dukungan dari pemerintah melalui PMN dengan alokasi sebesar Rp258 miliar.
Kehadiran listrik di 97 desa tersebut bakal menerangi 19.650 kepala keluarga, sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan warga setempat.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebutkan bahwa adanya dana PMN untuk melistriki desa merupakan komitmen negara untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
“PLN merupakan alat dari negara supaya negara bisa hadir, negara bisa sampai, dan tangan negara bisa dirasakan oleh seluruh penduduknya. Karena itu, PLN mendapatkan tugas dari negara untuk melistriki seluruh Indonesia,” kata Suahasil di sela kunjungan ke Desa Mboeain, Rote Ndao, Jumat (23/9/2022).
Baca Juga
Mengutip data PLN, daya mampu sistem Rote mencapai 7,2 megawatt (MW), sedangkan beban puncak pada malam hari sebesar 6,1 MW, dengan cadangan 1,1 MW. Di sisi lain, rasio elektrifikasi di Kabupaten Rote Ndao per Juli 2022 baru mencapai 99,29%. Artinya, masih ada sekitar 0,71% yang belum tersentuh aliran listrik PLN.
“Saya senang di NTT terjadi peningkatan rasio elektrifikasi secara signifikan. Tapi kita tetap harus bekerja keras untuk mencapai elektrifikasi 100 persen untuk seluruh Indonesia, khususnya di Rote,” tutur Suahasil.
Sementara itu, Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto menjelaskan bahwa dukungan pemerintah melalui PMN tersebut sangat membantu perusahaan setrum pelat merah itu untuk mempercepat pembangunan kelistrikan hingga ke pelosok negeri. Pada tahun ini, PLN telah mendapatkan PMN sebesar Rp5 triliun.
“Adanya PMN menjadi bentuk kehadiran negara, di mana PLN mewujudkannya dengan membangun infrastruktur energi di seantero Nusantara, terutama untuk daerah 3T [tertinggal, terdepan, dan terluar] seperti Pulau Rote yang berbatasan langsung dengan laut Australia,” ujarnya.
PEMBANGUNAN JARINGAN
Khusus untuk Desa Mbueain, yang merupakan salah satu desa yang pembangunan fasilitas kelistrikannya memakai dana PMN, PLN memanfaatkan dana PMN tersebut untuk membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 9,04 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah 14,48 kms dan 3 gardu dengan kapasitas total 150 kilovolt Ampere (kVA) untuk melayani listrik 282 pelanggan.
“Dengan hadirnya listrik, ekonomi masyarakat akan meningkat dan penghasilan bertambah. Selain itu, anak-anak sekolah bisa belajar di malam hari,” ujar Adi.
Berkat adanya PMN, imbuhnya, PLN dapat menghadirkan terang ke 115.868 keluarga di 508 desa di NTT sepanjang 2019—2021. Dana PMN tersebut digunakan PLN untuk membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 2.186 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 2.680 kms, dan gardu 29.675 kVA serta pembangunan 24 pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Gencarnya pembangunan infrastruktur kelistrikan juga membuat rasio elektrifikasi di NTT terus meningkat dari 59,85 persen pada 2017 menjadi 92,33 persen hingga Juni 2022. “Perjuangan masih panjang, untuk itu kami akan terus bekerja keras untuk melistriki hingga pelosok,” tuturnya.
Kepala Dinas (Kadis) Energi, Sumberdaya Mineral (ESDM) Nusa Tenggara Timur, Jusuf A. Adoe mendukung penuh langkah Pemerintah dan PLN yang terus meningkatkan rasio elektrifikasi di daerah terpencil di Provinsi NTT.
Dia berharap agar ke depannya sinergi bersama tersebut tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Pulau Rote, tetapi juga di daerah-daerah terisolir lainnya di NTT.
“Sejak 5 tahun lalu sampai sekarang lonjakan elektrifikasi cukup signifikan. Dengan kerja keras dari PLN, dukungan pemerintah provinsi, dukungan pemerintah kota per hari ini apa yang ditargetkan Gubernur NTT ternyata bisa dilampaui dengan 92,33 persen rasio elektrifikasi,” kata Adoe.