Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan ESDM Genjot Penggunaan Kompor Listrik dan Kendaraan Listrik

Menteri ESDM Arifin Tasrif akan menggenjot penggunaan kompor listrik dan kendaraan listrik. Ini alasannya.
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat pada Jumat (9/9/2022)./Bisnis-Ni Luh Anggela
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat pada Jumat (9/9/2022)./Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif akan menggenjot penggunaan kompor listrik dan kendaraan listrik untuk mengatasi kondisi kelebihan pasokan daya atau surplus listrik PT PLN (Persero).

Arifin mengatakan untuk mengatasi kelebihan pasokan maka perlu ditumbuhkan permintaan daya listrik oleh masyarakat yang salah satunya dengan penggunaan kompor listrik dan kendaraan listrik.

Program yang didorong tersebut juga ditujukan untuk menyalurkan kelebihan pasokan listrik yang tengah dialami PLN agar mengurangi beban atas pembayaran take or pay. Pasalnya, daya listrik yang terlebih tersebut masih harus ditanggung PLN kepada independent power producer (IPP).

"Iya ini kan satu program untuk meningkatkan demand, kalau demand naik kan serapannya gimana," kata Arifin saat ditemui di Gedung DPR, Kamis (22/9/2022).

Pemerintah tahun ini akan memberikan paket kompor listrik yang ditargetkan kepada 300.000 masyarakat. Paket tersebut diberikan secara gratis sebagai implementasi dari program konversi kompor listrik dari kompor LPG 3 kg pada tahun ini.

Pemberian paket kompor listrik diberikan kepada masyarakat yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan memiliki listrik.

Sekjen Kementerian ESDM Rida Mulyana menyampaikan, harga paket kompor listrik sekitar Rp1,8 juta, di mana satu paket terdiri dari dua tungku, satu alat masak, dan satu miniature circuit breaker (MCB).

“Jadi satu rumah itu dikasih satu paket, kompornya sendiri, alat masaknya sendiri, dayanya dinaikin,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper