Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar bersih atau net outflow di pasar keuangan Indonesia sebesar US$600 juta.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan modal asing keluar dalam bentuk investasi portofolio 20 September 2022. Tekanan dari sisi arus modal asing, terutama dalam bentuk investasi portofolio, masih terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Investasi portofolio mencatat net outflow sebesar US$600 juta hingga 20 September 2022," ungkapnya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kamis (22/9/2022).
Sementara itu, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Agustus 2022 tercatat sebesar US$132,2 miliar, setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Lebih lanjut, Perry mengatakan stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Nilai tukar rupiah per 21 September 2022 terdepresiasi 1,03 persen (ptp) dibandingkan dengan akhir Agustus 2022.
Perkembangan nilai tukar yang tetap terjaga tersebut ditopang oleh pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, serta langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia.
Baca Juga
"Nilai tukar Rupiah sampai dengan 21 September 2022 terdepresiasi 4,97 persen [ytd] dibandingkan dengan level akhir 2021," imbuhnya.
Perry menilai pergerakan nilai tukar Garuda relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 7,05 persen, Malaysia 8,51 persen, dan Thailand 10,07 persen.
"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi," ucapnya.