Bisnis.com, JAKARTA – JPMorgan Chase & Co. mengatakan permintaan untuk menjadikan cryptocurrency sebagai pilihan metode pembayaran telah menurun drastis selama enam bulan terakhir.
“Kami melihat banyak permintaan untuk klien kami, katakanlah sampai enam bulan yang lalu. Lalu, kami melihat sangat sedikit saat ini,” kata Takis Georgakopoulos, kepala pembayaran global di JPMorgan Chase & Co., dikutip dari Bloomberg pada Selasa (20/9/2022)
Namun, JPMorgan tetap kontributif bagi klien yang ingin cryptocurrency dijadikan alat pembayaran.
“Tetapi bank akan tetap mendukung klien yang ingin menggunakan metode pembayaran tersebut,” sambung Georgakopoulos.
Penurunan minat ini terjadi karena aset kripto tengah mengalami penurunan yang telah menghapus sekitar US$2 triliun valuasi pasar dalam waktu kurang dari setahun dan memangkas volume di banyak bursa.
Bahkan, perusahaan aset digital kelas atas juga berada dalam ancaman kebangkrutan.
Baca Juga
Namun, JPMorgan bertaruh pada pertumbuhan aset token dan selama bertahun-tahun semakin merangkul sektor ini.
Baru-baru ini, JPMorgan menjadi salah satu pendukung utama pemilik aset digital yang berbasis di London, Ownera, yang pada Mei bereksperimen dengan menggunakan blockchain untuk penyelesaian agunan.
“Cryptocurrency juga menjadi lebih besar dan lebih besar di sektor game,” kata Georgakopoulos. Menurutnya, ini pun berlaku untuk permainan tradisional dan metaverse, di mana ada banyak peluang baru.
Perusahaan seperti Block, yang dipimpin oleh Jack Dorsey, adalah salah satu yang paling menonjol untuk mengeksploitasi potensi cryptocurrency sebagai alat pembayaran, terlepas dari volatilitas token digital.
Namun, kinerja kuartalan terbaru Block menunjukkan bahwa pendapatan yang dikumpulkan melalui transaksi Bitcoin turun 34 persen menjadi US$1,79 miliar.