Bisnis.com, JAKARTA — PT United Tractors Tbk. (UNTR) optimistis mampu melanjutkan tren positif penjualan alat berat sejalan dengan kembali digiatkannya pembangunan infrastruktur yang sempat tertunda akibat terdampak pandemi Covid-19.
Sepanjang Januari-Juli 2022, penjualan alat berat United Tractors tercatat laris manis. Sebagian pertumbuhan berasal dari pembelian alat berat sektor konstruksi.
"Potensi meningkat nampaknya tetap ada mengingat kegiatan pembangunan infrastruktur kembali digiatkan setelah tertunda pandemi yang lalu. Namun, kami belum punya info proyeksinya berapa persen," kata Sekretaris Korporasi UNTR Sara Loebis kepada Bisnis, Senin (19/9/2022).
Mengutip data operasional United Tractors yang diperoleh Bisnis pada Senin (19/9/2022), UNTR mencatatkan pertumbuhan lebih dari 34 persen untuk penjualan selama periode Januari-Juli 2022 untuk sektor konstruksi.
Pada periode tersebut, emiten alat berat berkode saham UNTR itu mencatatkan penjualan sebanyak 667 unit, naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dengan penjualan sebanyak 438 unit.
"Memang, pengaruh signifikan pertumbuhan dari sektor tambang. Namun, pertumbuhan yang tak kalah signifikan juga terjadi di sektor konstruksi," ujar Sara.
Baca Juga
Sepanjang Januari-Juli 2022, porsi alat berat yang dijual untuk sektor konstruksi sekitar 19 persen dari total penjualan. Artinya, perusahaan menjual 667 unit dari sebanyak 3.399 unit alat berat yang terjual pada periode tersebut.
Selain itu, optimisme UNTR akan kian maraknya proyek pekerjaan infrastruktur di Tanah Air cukup masuk akal.
Salah satu emiten BUMN Karya, PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) belum lama ini mendapatkan kontrak baru senilai Rp14,7 triliun per Juli 2022.
Di pemberitaan Bisnis.com sebelumnya, Analis NH Korindo Sekuritas Arief Machrus menyebut segmen infrastruktur dan gedung memiliki kontribusi besar mencapai 58,4 persen, diikuti oleh industri, energi & industrial plant serta realty dan properti masing-masing sebesar 22,7 persen, 15,2 persen, dan 3,3 persen.
Pertumbuhan kontrak baru tersebut, sambungnya, didukung oleh program pengembangan infrastruktur strategis, dan berpotensi meningkat seiring berjalannya lelang proyek IKN.
Sekadar informasi, Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) tahun lalu mencatat alat berat yang terjual untuk sektor konstruksi pada periode Januari–Juli 2021 mayoritas merupakan model Vibro.
Vibro merupakan alat berat yang digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan pemadatan tanah. Alat berat ini banyak digunakan untuk menggilas serta memadatkan hasil timbunan.
Perhimpunan juga mencatat kebutuhan pasar Tanah Air terhadap alat berat mengalami peningkatan tahun ini. Menurut catatan PAABI, kebutuhan pasar naik dari 14.500 unit menjadi 20.000 unit tahun ini.
Ketua Umum Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) Etot Listyono mengatakan kapasitas produksi dalam negeri sebanyak 10.000 unit, sedangkan 10.000 unit lainnya akan diimpor.