Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$5,67 miliar pada Agustus 2022. Capaian ini sekaligus rekor 28 berturut sejak Mei 2020.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menyampaikan total nilai ekspor pada periode tersebut mencapai US$27,91 miliar, sementara total nilai impor sebesar US$22,15 miliar.
“Pada Agustus 2022, neraca perdagangan barang mencatat surplus US$5,76 miliar. Neraca perdagangan membukukan surplus 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (15/9/2022).
Setianto merincikan, neraca perdagangan nonmigas pada Agustus 2022 mencatatkan surplus sebesar US$7,74 miliar, dengan komoditas penyumbang utama yaitu bahan bakar mineral (HS 27), besi dan baja (HS 72), lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15).
Sementara itu, neraca perdagangan migas mencatatkan defisit sebesar US$1,98 miliar, dengan komoditas penyumbang utama, yaitu minyak mentah, hasil minyak, dan gas.
Setianto melanjutkan, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan nonmigas terbesar dari India, Amerika Serikat, dan Filipina.
Baca Juga
“Indonesia surplus dengan India sebesar US$1,81 miliar, terutama komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, dan bahan kimia anorganik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Indonesia mencatatkan surplus dari Amerika Serikat sebesar US$1,65 miliar untuk komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, kemudian lemak dan minyak hewan/nabati, serta pakaian dan aksesori.
Setianto menambahkan, Indonesia mencatatkan surplus dengan Filipina sebesar US$1,09 miliar, terbesar pada komoditas bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, serta besi dan baja.