Bisnis.com, JAKARTA – Harga bahan bakar minyak (BBM) antara pom bensin Pertamina, Shell, Vivo dan BP Akr kini berbeda tipis untuk wilayah sekitar Jabodetabek.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan harga minyak mentah dunia masih cenderung fluktuatif kendati terlihat pelemahan belakangan ini. Dengan demikian, Arifin menegaskan harga minyak mentah di perdagangan hari-hari ini tidak dapat menjadi patokan untuk kebijakan jangka panjang.
“Harga minyak mentah trennya turun naik setiap hari, ini tidak bisa dijadikan patokan jangka panjang,” kata Arifin saat konferensi pers di Istana Negara, dikutip Minggu (4/9/2022).
Menilik situasi itu, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga Pertalite dari posisi awal Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, diikuti Solar subsidi dari harga awal Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter.
Adapun pemerintah turut mengerek harga Pertamax non subsidi dari angka Rp12.500 ke posisi Rp14.500 per liter.
Adapun, harga BBM di Pertamina kini tidak jauh berbeda dibandingkan dengan pom bensin milik swasta lain di wilayah Jabodetabek. Misalnya, di pom bensin Shell harga termurah untuk bensin dengan RON92 atau setara Pertamax dijual Rp15.420.
Baca Juga
Selain itu, berdasarkan situs resmi Shell, harga Shell V-Power dengan RON95 dijual Rp15.420 per liter. Adapun V Power Nitro yang setara Pertamax Turbo dijual Rp16.510 per liter. Terakhir, jenis diesel di Shell dijual dengan harga tertinggi Rp18.310 per liter.
Di sisi lain, pom bensin Vivo menjual Revvo89 yang hampir setara Pertalite seharga Rp9.990. Lalu, Revvo 92 yang selevel Pertamax seharga Rp17.500. Adapun Revvo 95 senilai Rp19.500 lebih mahal dari Shell V-Power.
Terakhir pom bensin BP AKR menjual bensin Ron90 seharga Rp17.195 lebih mahal dari Pertalite maupun Revvo89. Adapun untuk jenis Ron92 dijual Rp17.300 dan Ron95 Rp18.300.
Sementara itu, Presiden Jokowi pun mengatakan pemerintah telah berupaya kuat melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia. Bahkan, Jokowi mengakui ingin menjaga harga BBM dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi.
“Tetapi anggaran subsidi dan kompensasi tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp152,2 triliun menjadi Rp502,4 triliun dan itu akan meningkat terus dan lagi lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu yaitu pemilik mobil-mobil pribadi,” katanya dalam siaran resminya secara virtual, Sabtu (3/9/2022).
Menurutnya, keputusan untuk menaikkan harga BBM subsidi merupakan hal yang sulit dan opsi terakhir yang akan dilakukan pemerintah. Tetapi, beban subsidi yang terus meningkat memaksa pemerintah untuk mengalihkan subsidi BBM sehingga harga BBM yang selama ini mendapatkan subsidi akan mengalami penyesuaian.