Bisnis.com, JAKARTA - Seiring berjalannya pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) yang telah memasuk tahap pertama pada Senin, (29/8/2022) kemarin, hal tersebut memacu peningkatan prospek di berbagai sektor beberapa di antaranya yaitu ritel, industri, hingga data center.
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Saukat menerangkan dari hasil survey di akhir tahun lalu terkait kebutuhan properti di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) terdapat 3 sektor utama yang harus segera tumbuh di IKN.
"Pertama gedung perkantoran, secara stimultan diikuti dengan pembangunan settlement atau residensial dan sektor ritel," kata Syarifah dalam paparan Knight Frank Indonesia, Rabu (31/8/2022).
Menurutnya, pembangunan perkantoran di IKN akan menjadi pendorong pertama penggerak sektor properti di wilayah tersebut. Beriringan dengan sektor residensial untuk para pekerja.
Sementara ritel sendiri dinilai tinggi lewat survey, sebab kebutuhan para pekerja hingga penghuni nantinya tentu harus dipenuhi. Kebutuhan ritel yang dimaksud pun untuk berbagai skala.
"Temuan ritel ini tidak hanya ritel besar yang perlu dibangun, tidak hanya private ritel tapi juga public ritel dan termasuk small scale ritel untuk menyediakan layanan kota," jelasnya.
Ritel-ritel ini berfungsi sebagai fasilitas publik yang harus di support oleh pengelola juga pemerintah agar dapat mengoperasionalkan IKN dengan lebih optimal.
Syarifah melanjutkan, tentunya hal ini mendorong minat investasi subsektor ini untuk hadir di IKN. Dalam hal ini, dia mencoba melihat dari survey prospek skala investasi se-Asia Pasifik. Di mana dalam survey tersebut merefleksikan Indonesia terikat dengan pasar tersebut.
"Cakupan untuk investasi di Asia Pasifik termasuk Indonesia, dalam hal ini investasi properti saat ini di generate oleh beberapa sektor potensial seperti residensial, industrial dan logistik sebagai potensi investasi yang patut diperhitungkan, dan berikutnya kami melihat ada sektor ritel dan office," paparnya.
Di samping itu, kebutuhan data center juga akan meningkat dengan konsep smart city yang akan diusung di IKN.
Namun, data center yang dapat memenuhi kebutuhan kota tersebut memerlukan level Tier 4 yang terbilang cukup maksimal karena dalam setahun data center tersebut hanya dapat down selama 30 menit per tahun.
"Prospeknya sangat baik karena buat smart city pasti akan dibutuhkan data center tapi tanpa persiapan infrastrukutr dari pemerintah yang baik mungkin investor akan pikir-pikir," ujarnya.