Bisnis.com, JAKARTA — Survei Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hingga Juli 2022 tingkat inflasi 67 dari 90 kota di Indonesia telah melampaui target Bank Indonesia (BI), yakni 3 plus minus satu persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan komoditas penyumbang andil inflasi terbesar yang sering muncul sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd) di 67 kota adalah cabai merah, bawang merah, rokok kretek, ikan tongkol, dan angkutan udara.
"Sebagai rangkuman dari 67 kota yang dihitung BPS, penyumbang utamanya kurang lebih sama secara nasional, jadi persoalan cabai merah, bawang merah itu terdapat di semua wilayah," kata Margo dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, pada Selasa (30/8/2022).
Jambi, Bungo, Gunungsitoli, Padang, dan Pekanbaru adalah lima kota teratas di pulau Sumatra dengan tingkat inflasi tertinggi, di mana inflasi di wilayah tersebut sudah di atas 6 persen, padahal target inflasi maksimal BI adalah 4 persen.
Secara rinci, tingkat inflasi di Jambi telah mencapai 6,96 persen ytd, diikuti Bungo 6,94 persen, Gunungsitoli 6,70 persen, Padang 6,51 persen, dan Pekanbaru 6,41 persen.
Kemudian di pulau Jawa, Serang menjadi kota dengan inflasi tertinggi yakni 5,38 persen, diikuti Cilacap 5,37 persen, dan Tasikmalaya 5,18 persen.
Di pulau Kalimantan ada Kotabaru dengan inflasi 6,65 persen, diikuti Tanjung Selor 6,52 persen, dan Sintang 5.53 persen. Di pulau Sulawesi ada Baubau dengan tingkat inflasi 6,58 persen, diikuti Luwuk 5,70 persen dan Watampone 5,36 persen.
Sementara itu, tingkat inflasi tertinggi di wilayah Bali Nusra berada di Mataram dengan tingkat inflasi mencapai 5,73 persen, Bima 5,59 persen dan Singaraja sebesar 5,31 persen. Sedangkan di Papua, tingkat inflasi tertinggi berada di Jayapura yakni 4,89 persen, diikuti Merauke 4,26 persen dan Timika 4,20 persen.
Oleh karena itu, guna mengendalikan inflasi di daerah-daerah tersebut, Margo menghimbau agar setiap pemda mengendalikan lima komoditas, yakni cabai merah, bawang merah, rokok kretek, ikan tongkol dan angkutan udara.
"Artinya kalau kita mau ngerem inflasi setidaknya 5 komoditas yang selalu memberikan andil besar ini bisa dikendalikan oleh kita," ujarnya.