Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejumlah Rencana Pengembangan Lapangan Gas Ditunda, Ini Kendalanya

Aspermigas menjelaskan terkait penyebab tertundanya beberapa rencana pengembangan lapangan gas.
Pekerja PT Pertamina EP melakukan monitoring terhadap Bioreactor Tank di Fasilitas Produksi Gas. /BISNIS
Pekerja PT Pertamina EP melakukan monitoring terhadap Bioreactor Tank di Fasilitas Produksi Gas. /BISNIS

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) melaporkan beberapa rencana pengembangan lapangan gas mesti ditunda lantaran sejumlah blok belum mendapatkan calon pembeli untuk produksi mereka.

Direktur Aspermigas Moshe Rizal mengatakan situasi itu terjadi lantaran pertumbuhan konsumsi gas domestik cenderung lamban ketimbang volume pasokan yang belakangan malah diproyeksikan surplus cukup lebar.

“Memang benar, untuk produksi gas itu sebelum mereka produksi mereka harus sudah ada pembelinya dulu, kalau pembeli belum siap atau belum ada pasti produksinya ditunda,” kata Moshe saat dihubungi, Senin (20/8/2022).

Sementara itu, produk gas yang dikemas dalam bentuk liquified natural gas (LNG) untuk pasar ekspor cenderung tidak kompetitif. Moshe mengungkapkan alasannya karena biaya pokok produksi LNG di dalam negeri relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan pasar luar negeri.

Dengan demikian, dia berharap, pemerintah dapat mengoptimalkan pembangunan infrastruktur gas yang masif untuk dapat menyerap potensi surplus gas yang makin lebar 10 tahun ke depan.

“Infrastrukturnya banyak yang belum terbangun karena itu permintaan gas dalam negeri untuk natural gas itu belum maksimal, jadi produsen-produsen gas ini bingung jugal ke domestik,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tengah mengantisipasi potensi surplus gas yang makin lebar untuk wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) menyusul gas-in proyek Jambaran Tiung Biru pada tahun ini.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan potensi surplus itu juga ikut didorong sejumlah pelaksanaan plan of development (PoD) proyek hulu Migas di Jabanusa.

Dia mencontohkan yang teranyar, Blok Agung I dan II yang dikelola bp berlokasi di lepas pantai Bali, Jawa Timur dan Nusa Tenggara barat. Kedua blok gas itu masing-masing memiliki perkiraan sumber daya mencapai 985 miliar kaki kubik (billion cubic feet/BCF) dan 16,5 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF).

“Saat ini terdapat penemuan cadangan baru dalam bentuk lapangan gas bumi dari hasil kegiatan eksplorasi migas namun proyek – proyek pengembangan lapangan migas tersebut beberapa tertunda diakibatkan belum adanya kepastian pasar atau buyer yang akan menyerap potensi produksi Gas Bumi tersebut," kata Fatar lewat siaran pers, Senin (29/8/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper