Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengeklaim keberhasilan program tol laut dalam mendukung rantai pasok pangan. Hal ini bisa dilihat dari penurunan harga barang kebutuhan pokok di sembilan wilayah yang dilalui trayek tol laut.
“Pada Januari-Mei 2022, harga barang kebutuhan pokok di sembilan wilayah tersebut telah mengalami penurunan 20 sampai dengan 40 persen, bahkan ada beberapa daerah yang penurunannya hingga 50 persen,” ujar Zulhas, sapaannya dalam keterangan pers dikutip Minggu (28/8/2022).
Adapun daerah di Indonesia Barat yang dilewati tol laut yakni, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas. Sementara untuk wilayah Indonesia Timur yakni, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Tidore Kepulauan, Kabupaten Buru, Kabupaten Buru Selatan, Kabupaten Supiori, Kabupaten Halmahera Timur, dan Kabupaten Fakfak.
Zullhas menuturkan melalui penataan sistem logistik nasional tersebut pemerintah mentargetkan biaya logistik nasional akan semakin efisien. Indikator pencapaian tersebut adalah penurunan porsi biaya logistik terhadap PDB yang ditargetkan turun menjadi 20 persen pada 2024.
Menurut Zulhas, program tol laut yang diinisiasi Presiden Joko Widodo sejak 2015 merupakan strategi pemerintah dalam memperbaiki rantai pasok komoditas pangan. Dalam hal ini, Kementerian Perdagangan turut menyelenggarakan program gerai maritim sebagai salah satu bentuk partisipasi pemanfaatan tol laut yang diharapkan dapat meningkatkan kelancaran arus barang, peningkatan perdagangan antar pulau, dan menjaga ketersediaan barang kebutuhan pokok.
“Hingga saat ini program tol laut terus mengalami peningkatan dan perkembangan, baik dari segi trayek, jumlah muatan, maupun kapasitas. Hingga Agustus 2022, program tol laut telah melayani 33 trayek dengan 32 kapalyang menyinggahi 130 pelabuhan,” ungkap Politisi PAN itu.
Upaya menciptakan sistem rantai pasok komoditas pangan yang efektif dan efisien juga dilakukan melalui digitalisasi.
“Penggunaan teknologi blockchain dapat mendukung optimalisasi sistem pergudangan. Selain itu, pengembangan smart logisticdapat mengoptimalkan distribusi serta mempersingkat dwelling time di pelabuhan. Di tengah berbagai tantangan dan situasi global yang dinamis, sistem rantai pasok komoditas pangan juga harus memiliki sifat responsif dan adaptif,” tutur Zulhas.
Dia menjelaskan, tantangan berat yang tengah dihadapi saat ini yaitu terkait rantai pasok komoditas pangan, khususnya melonjaknya biaya logistik pasca pandemiCovid-19. Dalam skala global, gangguan rantai pasok hingga saat ini masih dirasakan dampaknya terhadap kenaikan biaya logistik yang berujung pada lonjakan inflasi pangan global.
Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan dalam upaya mendukung perbaikan sistem logistik, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.