Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan kementeriannya tengah mendorong peningkatan substitusi impor bahan bakar minyak (BBM) berbasis fosil dengan bahan bakar hayati yang berasal dari etanol.
“Kita sedang dorong PTPN untuk meningkatkan produksi sebagian untuk gula sebagian untuk etanol,” kata Erick saat rapat kerja (Raker) dengan Komisi VI, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Erick mengatakan beberapa negara seperti Brasil, India hingga Thailand lebih dahulu menerapkan substitusi impor BBM fosil itu lewat bauran komponen etanol tersebut. Erick menerangkan, etanol memiliki kualitas research octane number (RON) hingga 130.
“Artinya, kalau kita bisa konsolidasikan ini kita juga bisa memperbaiki keuangan negara,” kata dia.
Nantinya, dia menambahkan, pemerintah dapat berpeluang untuk mengekspor BBM dengan bauran etanol yang berlimpah di dalam negeri. Dengan demikian, dia berharap, potensi bauran etanol pada solar itu dapat mengurangi beban subsidi energi Indonesia ke depan.
“Minyak kita dengan kualitas bagus bisa kita kirim keluar, kita impor BBM dengan kualitas kurang bagus tetapi dicampur dengan etanol,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa anggaran subsidi energi Rp502 triliun pada APBN 2022 akan habis karena tingginya tingkat konsumsi energi dan harga minyak global yang masih mahal.
Hal tersebut disampaikan oleh Sri Mulyani dalam rapat kerja Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) dengan Menteri Keuangan, Selasa (23/8/2022). Dia memaparkan realisasi APBN 2021 dan gambaran pelaksanaan anggaran tahun ini.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa tingginya harga minyak global membuat pemerintah harus menaikkan subsidi energi hingga tiga kali lipat tahun ini, menjadi Rp502 triliun. Sayangnya, dana jumbo itu ternyata tidak cukup untuk menahan harga di tingkat masyarakat.
"Dengan harga BBM, minyak dunia yang terus menerus tinggi, Rp502 triliun diperkirakan akan habis dan masih belum mencukupi. Kami memperkirakan apabila laju konsumsi seperti yang terjadi pada tujuh bulan terakhir ini maka Rp502 triliun akan habis dan masih akan ada tambahan lagi," ujar Sri Mulyani di gedung DPR RI, pada Selasa (23/8/2022).