Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi Singapura naik ke level tertinggi dalam 14 tahun pada Juli 2022, menambah tekanan bank sentral untuk melawan kenaikan harga.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (23/8/2022), Indeks Harga Konsumen (IHK) IHK naik menjadi 7 persen yoy dari 6,7 persen pada Juni, level tertinggi sejak Juni 2008, menurut pernyataan bersama dari Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Industri. Angka inflasi tersebut sejalan dengan median proyeksi ekonom dalam survei Bloomberg.
Adapun IHK inti, yang tidak termasuk transportasi pribadi dan akomodasi, naik 4,8 persen pada Juli dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ini merupakan yang tertinggi sejak November 2008 dan lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi median ekonom dalam survei Bloomberg sebesar 4,7 persen.
Pejabat MAS, yang menggunakan nilai tukar sebagai alat kebijakan utama mereka daripada suku bunga acuan, mengatakan mereka memperkirakan ukuran inflasi inti mencapai puncaknya pada kuartal ketiga sebelum melandai menjelang akhir tahun.
Bank sentral telah memperketat kebijakan tiga kali tahun ini, dan mungkin akan dipaksa untuk melakukan pengetatan lanjutan pada pertemuan Oktober yang dijadwalkan atau sebelumnya jika situasinya memburuk.
Untuk setahun penuh, MAS tidak mengubah proyeksi IHK inti antara 3-4 persen, sedangkan IHK utama mencapai 5-6 persen.
Baca Juga
Prospek itu dibandingkan dengan perkiraan inflasi dalam survei Bloomberg terbaru bulan ini yang menunjukkan para ekonom memperkirakan pertumbuhan harga inti mencapai puncaknya pada kuartal terakhir tahun ini, sementara inflasi utama akan mulai surut setelah kuartal ketiga. Para analis memperkirakan inflasi inti 2022 di 4 persen dan inflasi utama mencapai 5,6 persen.
Ekonom Asean Bloomberg Economics Tamara Henderson mengatakan kenaikan inflasi Singapura ini cukup besar, setelah kenaikan 0,9 poin persentase di bulan Juni.
“Ini membangun alasan bagi Otoritas Moneter Singapura untuk memperketat kebijakan lagi pada pertemuan berikutnya di bulan Oktober,” ungkap Tamara seperti dikutip Bloomberg.