Bisnis.com, JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara III (Persero) mengaku siap memenuhi kebutuhan sepertiga minyak goreng nasional atau menyuplai 1,8 juta kilogram (kg) pada 2026. Saat ini rata-rata kebutuhan minyak goreng nasional sekitar 5,7 juta kg per tahun.
Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan pihaknya bakal memenuhi 80 persen minyak goreng curah secara nasional pada tahun 2026. Ghani pun optimis target tersebut bakal tercapai dengan beberapa langkah.
“Kelapa sawit di PTPN sekarang kami punya 550.000 ha, kita akan konversi lahan. Ada kebijakan refocussing komodoti dimana tanaman karet kami sebagian kami konversi ke kelapa sawit. Sampai 2030 mungkin 700.000 ha,” kata Ghani saat diskusi Ngobrol Pagi Seputar BUMN, Senin (22/8/2022).
Ghani menyampaikan, dalam 5 tahun ini PTPN akan mulai melakukan peremajaan perkebunan sawit rakyat. Harapannya, produktivitasnya akan meningkat signifikan.
Dia menambahkan apabila semua target tersebut terealisasi, perusahaan pelat merah tersebut bakal menjadi perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia. Menurut Ghani PTPN juga menargetkan produksi biodiesel mencapai 450.000 ton pada 2026.
“Pada 2026 menghasilkan 1,8 juta ton dan biodiesel paling tidak menghasilkan 450.000 ton,” ujarnya.
Selain target di hulu, Ghani menyampaikan pihaknya pun akan masuk ke sektor hilir dengan mengeluarkan produk minyak goreng merek NusaKita pada 2024. Minyak goreng tersebut nantinya bakal tersedia di ritel-ritel modern dan memenuhi 6 persen produksi nasional.
Ghani mengatakan, untuk mencapai itu maka sekarang ini sudah disiapkan PTPN-PTPN yang selama ini memproduksi kelapa sawit, karet dan sebagian kecil teh akan diintegrasi membentuk Palm Co.
"Sampai akhir tahun produksi pabrik kita 17.000 ton minyak sawit rata rata per bulan. Ke depannya masih bisa ditingkatkan, sehingga nantinya jika pemerintah membutuhkan bisa tersedia," ungkapnya.