Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog menyebutkan situasi pangan Indonesia saat ini aman dan tercukupi, bahkan berencana akan melakukan ekspor komoditas jagung menuju negara dengan Ibu Kota Manila, Filipina.
Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog Budi Cahyanto menyampaikan bahwa sejauh ini komoditas seperti beras, jagung, dan daging tergolong aman di tengah berbagai guncangan masalah, seperti Covid-19, PMK, dan geopolitik.
“Untuk pangan lain sejauh ini aman, walaupun ada isu PMK [penyakit mulut dan kuku], itu dapat kami selesaikan dengan baik. Masih menjadi tugas rumah, masalah teknologi,” ujarnya dalam FMB9, Jumat (19/8/2022).
Sebut saja beras yang telah berhasil swasembada, terbukti dengan tidak adanya lagi impor sepanjang 3 tahun. Dia juga mengatakan untuk jagung, tahun ini Indonesia memilkii surplus sebanyak 3 juta ton. Dari surplus tersebut, Budi melihat adanya peluang ekspor, namun masih ada beberapa masalah.
“Jagung saya pikir juga berpeluang untuk ekspor karena produksinya kurang lebih surplus bisa sampai 3 juta ton, problematika kami kekurangan dryer, mesin pengering,” ujarnya dalam FMB9, Jumat (19/8/2022).
Pasalnya, jagung menjadi komoditas yang rentan terkena jamur, maka perlu adanya pengeringan untuk menambah masa simpan.
“Ini sudah kami rencanakan ekspor jagung, bahkan saya sudah hubungi KBRI di Manila [Filipina], beliau juga sangat aware dan membantu kami merealisasikan ini dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Untuk itu, saat ini Perum Bulog tengah membangun beberapa pusat pengeringan jagung atau corn drying center (CDC) di 6 lokasi, salah satunya Nusa Tenggara Barat (NTB). Nantinya, setiap CDC memiliki kapasitas sebanyak 108.000 ton per tahun atau 120 ton per hari per unit.
“Ketika indoensia ada kekurangan terhadap kebutuhan jagung, potensi harga naik, kami sudah memiliki stok jagung ke depan, tetapi ini kesiapannya kurang lebih di Desember,” lanjutnya.