Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Gas Seret Hambat Akselerasi Infrastruktur Jargas

Pengamat menilai bisnis jaringan gas (Jargas) belakangan ini relatif tidak ekonomis untuk dikembangkan lantaran minimnya pasokan gas.
Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk sedang memeriksa operasional jaringan gas rumah tangga. Istimewa/PGN
Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk sedang memeriksa operasional jaringan gas rumah tangga. Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Reforminer Komaidi Notonegoro menilai bisnis jaringan gas (Jargas) belakangan ini relatif tidak ekonomis untuk dikembangkan lantaran minimnya pasokan gas ke sejumlah daerah dengan basis konsumen yang kuat seperti Jawa bagian barat dan Sumatra.

Minimnya pasokan gas dari hulu itu, kata Komaidi, ikut memperlambat upaya akselerasi pembangunan infrastruktur distribusi gas dari hulu kepada konsumen akhir. Di sisi lain, Komaidi menerangkan, sejumlah lapangan gas yang memiliki cadangan tinggi terletak di kawasan Indonesia bagian timur.

“Secara hitungan bisnis tidak ekonomis karena harus bangun pipa yang cukup panjang, bisnis midstream ini harus ada jaminan pasokan karena berkaitan dengan tarif yang didapat,” kata Komaidi saat dihubungi, Kamis (18/8/2022).

Dia berharap beberapa proyek yang tengah masuk masuk proses gas-in seperti Jambaran-Tiung Biru (JTB) ikut menggairahkan kembali infrastruktur Jargas seiring temuan cadangan gas yang besar akhir-akhir ini. Selain itu, sentimen positif temuan cadangan gas di Blok Andaman diharapkan dapat menghidupkan infrastruktur midstream Migas di Indonesia bagian barat.

“Saya kira beberapa proyek yang akan on trend ini bisa membuat bisnisnya jadi lebih baik, seringkali midstream itu ujungnya masalah pasokan,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) tengah mengakselerasi pembangunan infrastruktur jaringan gas (Jargas) menyusul maraknya temuan cadangan gas di sejumlah blok dalam negeri pada tahun ini.

Komisaris PGN Arcandra Tahar mengatakan percepatan pembangunan Jargas itu mesti dilakukan cepat lantaran potensi pembeli yang besar di tengah masa transisi menuju energi bersih pada rentang sepuluh tahun mendatang.

“Setiap penemuan lapangan gas itu patut kita apresiasi dan mesti dikembangkan secepat mungkin sebelum masa renewable energy kick-in karena ini ada masanya,” kata Arcandra saat diskusi bareng media di Jakarta, Kamis (18/8/2022).

Arcandra menerangkan pembangunan Jargas dengan skema investasi internal Gaskita ditujukkan untuk mendorong pemanfaatan gas bumi sebagai pengganti LPG untuk mengurangi ketergantungan impor LPA dan memperbaiki defisit neraca minyak dan gas (Migas).

"Berdasarkan data penggunaan gas bumi pada 650.000 sambungan rumah tangga di 2021, dapat dilakukan efisiensi energi sebesar Rp1,78 triliun. Komitmen kami adalah meningkatkan pembangunan infrastruktur pipa gas bumi,” tuturnya.

Selain itu, PGN juga sedang membangun pipa gas Senipah ke Kilang RU V Balikpapan sepanjang 78 kilometer dengan kapasitas alir 125 MMSCFD. Pembangunan proyek ini sudah dimulai sejak April 2022.

PGN juga mewujudkan investasi strategis yang mengedepankan efisiensi dan sinergi dalam Holding Migas, seperti pada pembangunan Pipa Minyak Rokan. Pipa transmisi minyak sepanjang 342 kilometer ini akan mendukung program pemerintah dalam meningkatkan lifting dari Blok Rokan. Dengan kapasitas alir 143.000 – 362.000 BOPD, pengaliran di semua segmen diharapkan dapat direalisasikan pada triwulan IV 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper