Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDB Jepang Pulih ke Level Sebelum Pandemi pada Kuartal II/2022

Kantor Kabinet melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang tumbuh 2,2 persen year-on-year (yoy) menjadi 542,1 triliun yen (US$4,1 triliun).
Orang-orang melakukan check in di area check in keberangkatan internasional Bandar Udara Narita di Tokyo, Jepang, pada 30 November 2021./Antara
Orang-orang melakukan check in di area check in keberangkatan internasional Bandar Udara Narita di Tokyo, Jepang, pada 30 November 2021./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Jepang pulih ke level sebelum pandemi pada kuartal II/2022, didorong oleh peningkatan belanja konsumen setelah berakhirnya pembatasan akibat Covid-19.

Dilansir Bloomberg pada Senin (14/8/2022), data Kantor Kabinet menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang tumbuh 2,2 persen year-on-year (yoy), namun masih di bawah estimasi analis yang memperkirakan pertumbuhan 2,6 persen.

PDB Jepang kini menjadi 542,1 triliun yen (US$4,1 triliun), lebih tinggi dari level pada akhir 2019. Adapun PDB kuartal I/2022 direvisi menjadi ekspansi dari kontraksi sebelumnya.

Ekonom Norinchukin Research Institute Takeshi Minami mengatakan ekonomi Jepang berhasil kembali ke level sebelum pandemi, tetapi laju pemulihannya lebih lambat daripada negara lain.

"Saya memperkirakan pertumbuhan akan berlanjut pada kuartal ketiga juga, tetapi kemungkinan akan kehilangan momentum di masa mendatang,” ungkap Takeshi sepeti dikutip Bloomberg, Senin (14/8/2022).

Berakhirnya pembatasan era pandemi pada bisnis pada akhir Maret membantu memacu perekonomian. Belanja konsumen, yang menyumbang lebih dari 50 persen ekonomi Jepang, memimpin pertumbuhan, seperti halnya belanja modal. Pelonggaran aturan Covid mengerak pengeluaran di restoran dan hotel, serta pakaian.

Namun, kenaikan lebih terbatas dari yang diharapkan beberapa bulan lalu. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan terpendam di kalangan konsumen moderat.

Meskipun PDB Jepang kembali ke level pra-pandemi, para ekonom memperkirakan bank sentral tetap mempertahankan kebijakan pelonggaran saat ini, dan pemerintah akan terus memberikan dukungan untuk rumah tangga yang terkena pandemi dan kenaikan harga.

Negara-negara maju lainnya melakukan hal yang sebaliknya dengan menaikkan suku bunga untuk meredam permintaan dan inflasi yang merajalela.

Tonggak sejarah Jepang juga dicapai jauh setelah AS, yang memulihkan perekonomian ke level pra-pandemi setahun yang lalu, sementara sebagian besar Eropa pulih kembali pada akhir 2021.

Laporan tersebut keluar saat risiko penurunan meningkat di dalam dan luar negeri. Jepang telah melaporkan rekor kasus infeksi Covid dengan jumlah harian terus mencapai 200.000 bulan ini. Pemerintah sejauh ini menjaga aktivitas ekonomi senormal mungkin tanpa melakukan pembatasan. Tetapi data menunjukkan mobilitas orang menurun.

Di mitra dagang utama Jepang, pertumbuhan melambat karena AS dan Eropa memerangi inflasi dan China tetap pada kebijakan nol-Covid. Perang di Ukraina terus mengganggu pasokan makanan dan energi sementara krisis di Taiwan menambah risiko geopolitik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper