Bisnis.com, JAKARTA - PT Jababeka Infrastruktur mulai memasarkan proyek hunian terbaru dengan konsep Small Office, Home Office (SOHO) di kisaran Rp1,9 miliar.
Proyek ini merupakan SOHO modern pertama di kawasan Correctio Jababeka, Cikarang Selatan, yang belakangan disebut sebagai 'The Next Silicon Valley'. Jumlah unit yang dijual pun masih terbatas yaitu sebanyak 25 unit.
Diketahui hunian Core SOHO tersebut mulai dipasarkan dalam ajang Indonesia Properti Expo (IPEX) 2022 pada 13-21 Agustus 2022 yang digelar di JCC Senayan, Jakarta. Hunian ini merupakan properti yang dibangun pada tahap pertama dimulainya ekosistem kawasan industri teknologi, Core Jababeka.
General Manager Corporate Marketing Eric Limansantoso mengatakan selain di sewakan secara umum, Core SOHO dapat dijadikan tempat bernaung para pekerja startup atau perusahaan teknologi di kawasan tersebut.
"Core sedang kami pasarkan sebagai produk pertama dari Jababeka Silicon Valley (Correctio). Setiap startup pasti membutuhkan tempat untuk rumahnya," kata Eric saat dihubungi Bisnis, Senin (15/8/2022).
Core SOHO modern merupakan hunian yang dilengkapi sejumlah fitur teknologi terdepan serta desain terkini yang ramah lingkungan dan hemat energi. Sehingga tak hanya untuk tinggal, SOHO juga dapat digunakan untuk berbisnis dan berkolaborasi.
Sebagai informasi, saat ini Jababeka tengah menyelenggarakan Hackaton 2022 sebagai rangkaian program dari pembangunan kawasan Correctio. Tujuannya untuk menciptakan startup yang inovatif, kolaboratif, tech-savvy, dan dapat memberikan solusi dari permasalahan di kawasan industri.
Eric mengatakan nantinya, pemenang dari Hackaton berkesempatan untuk memanfaatkan hunian Core SOHO sebagai tempat untuk berinovasi.
"Untuk pemenang Hackaton, itu kita bakal atur nanti bisa ditempatin juga. Untuk yang lain nanti bisa sewa juga," ujar Eric.
Lebih lanjut, dia mengibaratkan Core SOHO ini sebagai garasi yang digunakan tokoh bisnis ternama Steve Jobs ketika memulai bisnisnya. Bedanya, kala itu ekosistem di kawasan industri belum terbentuk dan tidak disertai infrastruktur yang memadai.
"Dulu belum ada infrastruktur dan ekosistem, kalau sekarang kita lihat gaya lifestyle anak startup jaman sekarang aja mereak butuh temapt dimana mereak bisa ngopi dan kerja, tinggal nya disiitu, dan sistemnya tekoneksi," paparnya.
Pihaknya berharap dengan tumbuhnya kawasan yang berteknologi memadai hingga pemenuhan kebutuhan hunian ini dapat menciptakan ekosistem industri kolaboratif sehingga terwujud kawasan eksklusif untuk perusahaan teknologi dan startup di Indonesia.