Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia mencatatkan Purchasing Managers‘ Index atau PMI Manufaktur yang ekspansif dalam 11 bulan terakhir, hingga mencatatkan penguatan pada bulan lalu. Kondisinya cukup baik dibandingkan dengan sejumlah negara di Asia.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menjelaskan bahwa sektor manufaktur terus berada di zona ekspansi sejak September 2021. Hal tersebut menunjukkan tren positif kinerja manufaktur di tengah pandemi Covid-19.
"Pada Juli 2022 PMI Manufaktur tercatat mencapai 51,3, naik dari posisi Juni 2022 di 50,2. Tren penguatan ini menunjukkan pemulihan yang sejalan dengan tren sejumlah negara," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (2/8/2022).
Dia menyebut bahwa tren penguatan sektor manufaktur juga terjadi di Malaysia (PMI Manufaktur 50,6) dan Thailand (52,4). Terdapat pula negara yang masih mengalami perlambatan meskipun masih berada di zona ekspansi, seperti Jepang (52,1), Vietnam (51,2), dan Filipina (50,8).
Di sisi lain, menurut Febrio, negara seperti Korea Selatan (49,8) dan Taiwan (44,6) masih berada dalam zona kontraksi. Pemulihan domestik yang terus terjadi menjadi faktor utama dari kinerja positif manufaktur Indonesia. Dia menilai hal tersebut sejalan dengan pengendalian pandemi Covid-19 yang semakin baik,” ujar Febrio pada Selasa (2/8/2022).
Menurutnya, laju ekspansi sejalan dengan survey Bank Indonesia mengenai tren kapasitas produksi manufaktur yang secara konsisten meningkat dalam dua kuartal terakhir. Bahkan, kondisinya mulai mendekati level prapandemi.
“Peningkatan produksi ini terjadi seiring dengan permintaan konsumen domestik yang menguat. Permintaan dari sisi konsumsi ini akan terus dijaga agar kinerja manufaktur yang menguat ini dapat terus menopang pemulihan ke depan,” ujarnya.
Febrio menilai bahwa tekanan harga, khususnya non-energi dunia yang mulai mereda secara bertahap dapat menjadi faktor positif bagi geliat sektor manufaktur ke depannya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun menyebut bahwa sektor manufaktur memang sudah pulih, tercermin dari setoran pajak pertambahan nilai (PPN) yang tinggi, mencerminkan aktivitasnya yang sudah berjalan optimal.
“Manufaktur perdagangan itu melonjaknya sejak tahun lalu. Kami selalu sampaikan PPN yang berasal dari manufaktur perdagangan double digit even tahun lalu, tahun ini bahkan naiknya di atas 50 persen,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Senin (2/8/2022).