Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat dukungan untuk pemerintahan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida merosot ketika Negeri Sakura itu sedang berupaya melawan kasus Covid-19 yang mencatat rekor tertinggi.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (1/8/2022), tingkat dukungan untuk kabinet Kishida turun 2 poin persentase menjadi 58 persen dalam jajak pendapat oleh surat kabar Nikkei dari 29 hingga 31 Juli 2022.
Ini merupakan level terendah kedua dalam jajak pendapat sejak dia menjabat pada Oktober. Sementara itu, tingkat persetujuan dalam jajak pendapat terpisah yang dirilis Minggu oleh Kyodo News berada di 51 persen, terendah sepanjang pemerintahannya.
Meskipun turun, Kishida masih mendapat angka tertinggi untuk setiap pemimpin demokrasi besar.
Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa meraih kemenangan besar dalam pemilihan majelis tinggi pada Juli, dua hari setelah peristiwa pembunuhan mantan PM Shinzo Abe.
Pemungutan suara itu membuka jalan untuk "tiga tahun emas" yang mana Kishida tidak perlu menghadapi pemilihan nasional lagi, dan memberikan waktu utama untuk memajukan kebijakannya dalam pemulihan ekonomi.
Baca Juga
Namun, kekhawatiran meningkat tentang lonjakan jumlah virus corona setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pekan lalu Jepang mencatat puncak kasus Covid-19 mingguan.
Berdasarkan data worldometers, Jepang mencatatkan 212.960 kasus baru Covid-19 pada Minggu (31/7), sehingga total kasus konfirmasi mencapai 12,75 juta.
Sekitar setengah responden jajak pendapat Nikkei mengatakan mereka pikir pembatasan mobilitas diperlukan untuk mengekang penyebaran infeksi.
Diketahui, Jepang menjadi salah satu negara maju dengan tingkat kematian akibat Covid-19 terendah di dunia meskipun tanpa penerapan lockdown.
Hal ini karena bisnis dan restoran sebagian besar mematuhi permintaan pemerintah untuk membatasi waktu dan operasional. Warga pun patuh mengenakan masker sejak awal pandemi meskipun pemerintah telah melonggarkan penggunaan di luar ruangan.