Bisnis.com, JAKARTA - Emiten andalan Lo Keng Hong PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) mengalokasikan anggaran senilai US$10 juta atau sekitar Rp148 miliar untuk keperluan maintenance atau perawatan teknologi pada semester II/2022.
Direktur GJTL Kisyuwono mengatakan dana tersebut merupakan bagian dari belanja modal (capex) perseroan. Sepanjang paruh pertama 2022, emiten tersebut telah merealisasikan belanja modal senilai US$30 juta.
"Realisasi capex sampai dengan Juni US$30 juta. Pada semester II/2022, belanja modal perusahaan senilai US$10 juta akan dialokasikan maintenance mesin," kata Kisyuwono usai public expose di Jakarta, Kamis (28/7/2022).
Maintenance tersebut, ujarnya, akan digunakan untuk pengadaan mesin-mesin semi otomatis sebagai salah satu strategi perusahaan dalam mengakali stabilitas arus kas ke depannya.
Nilai maintenance yang relatif besar tersebut, kata Kisyuwono, menyesuaikan kondisi mesin di perusahaan yang sudah berusia sangat tua dengan nilai valuasi ambles hingga Rp0.
Perlu diketahui, harga bahan baku industri ban mengalami kenaikan sebesar 20 persen sejak awal tahun hingga paruh pertama 2022 berakhir. Sayangnya, hal itu tidak dapat diikuti dengan kenaikan harga produk.
Baca Juga
Kisyuwono mengatakan kenaikan harga dialami baik oleh bahan baku karet alam, karet sintetis, maupun carbon black.
"Kenaikan raw material tidak bisa diikuti dengan kenaikan harga. Masa iya mau menaikkan harga produk 20 persen?" kata Kisyuwono.
Namun, kenaikan harga yang dialami oleh bahan baku tidak berimbang, di mana kenaikan harga karet tidak setinggi raw material lainnya, yakni carbon black.
Dengan demikian, biaya bahan baku karet emiten andalan Lo Keng Hong tersebut pada semester I/2022 menyusut.
Mengutip paparan publik GJTL, Kamis (28/7/2022), biaya yang dikeluarkan untuk pembelian karet alam pada paruh pertama tahun ini sebesar 25 persen dari total nilai belanja bahan baku.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, emiten kesayangan Warren Buffet Indonesia itu mengeluarkan ongkos belanja karet alam dengan porsi lebih besar, yakni 29 persen dari total biaya bahan baku.
Senasib, biaya bahan baku karet sintetis di perusahaan penghasil ban tersebut juga tercatat berkurang sebesar 2 persen dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu.
Pada paruh pertama tahun ini, biaya bahan baku yang dikeluarkan GJTL untuk karet sintetis sebesar 19 persen.
Selebihnya, perseroan mengalokasikan pos biaya bahan baku untuk belanja carbon black 18 persen, kain ban 15 persen, dan belanja lainnya sebanyak 23 persen.
Sebagai perbandingan saja, semester pertama tahun lalu GJTL mengeluarkan biaya bahan baku dengan porsi masing-masing untuk carbon black sebesar 17 persen, kain ban 12 persen, dan lainnya 21 persen.