Bisnis.com, JAKARTA — Subholding upstream Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tengah mengkaji titah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk ikut mengambil 35 persen hak kelola (participating interest/PI) proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela yang ingin dilepas Shell sejak dua tahun lalu.
Peralihan kajian pada blok senilai US$19,85 miliar atau setara dengan Rp297,75 triliun itu dilakukan setelah Kepala Negara meminta Pertamina (Persero) atau perusahaan minyak dan gas (migas) nasional mengambil hak kelola yang ingin dilepas Shell. Permintaan itu disampaikan Jokowi saat melakukan pertemuan khusus dengan sejumlah pimpinan perusahaan Jepang di Tokyo, Jepang, Rabu (27/7/2022).
“Pertamina sebagai perusahaan migas nasional mengkaji seluruh kesempatan yang ada untuk meningkatkan produksi dan sumber daya Migas untuk menjaga ketahanan energi nasional, termasuk pengembangan Blok Masela,” kata Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi Arya Dwi Paramita saat dihubungi, Jumat (29/7/2022).
Arya mengatakan kajian itu berkaitan dengan komitmen Pertamina untuk meningkatkan produksi dan sumber daya Migas nasional. Hanya saja Arya enggan memberi keterangan lebih lanjut ihwal kemampuan Pertamina ikut mengambilalih 35 persen hak kelola Shell dari salah satu proyek hulu Migas termahal di dunia tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi menginginkan 35 persen hak kelola yang dilepas Shell di Blok Masela dapat diambil sepenuhnya oleh PT Pertamina (Persero) atau perusahaan migas nasional lewat pembiayaan yang disokong oleh Indonesia Investment Authority (INA).
Keinginan Jokowi itu disampaikan langsung oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia seusai melakukan pertemuan dengan The Japan CEO Meeting dengan KBRI Tokyo, Jepang, Rabu (27/7/2022)
Baca Juga
“Bapak Presiden sudah memerintahkan untuk yang keluar [Shell] itu digantikan oleh pengusaha nasional baik itu lewat INA atau BUMN,” kata Bahlil saat menggelar konferensi pers dikutip Kamis (28/7/2022).
Saat ini, Inpex selaku operator proyek LNG Abadi Blok Masela itu tengah merampungkan studi pengenalan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau CCUS. Pemasangan CCUS dimaksudkan untuk membuat proyek LNG Blok Masela dapat prospektif dengan potensi kredit karbon mendatang.
Sejatinya, pengembangan proyek strategis nasional (PSN) senilai US$19,8 miliar itu tidak lagi tersendat karena Inpex sudah mengantongi pembeli untuk produksi gas tersebut, yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Apalagi, perkembangan pengembangan Lapangan Abadi pada 2021 tercatat sudah mencapai 65 persen.
Di sisi lain, revisi PoD dengan komitmen energi hijau itu juga memiliki posisi strategis untuk meningkatkan nilai tawar rencana divestasi hak kelola milik Shell sebesar 35 persen pada Blok Masela tersebut. Pengembangan fasilitas CCUS dinilai dapat membuat aset LNG Abadi Blok Masela lebih kompetitif yang belakangan ikut menarik minat investor untuk membeli hak kelola Shell yang sudah ingin hengkang sejak dua tahun lalu itu.