Bisnis.com, JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) menilai tawaran pemerintah memberikan imbal hasil atau internal rate of return (IRR) sebesar 11 persen dari proyek-proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan cukup menarik bagi para investor.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo menilai pihaknya optismitis terkait dengan tingkat IRR pada proyek-proyek investasi di IKN. Pasalnya, IRR yang ditawarkan pemerintah tersebut dinilai menarik mengingat nilainya yang cukup besar.
"Hutama Karya meyakini jika demikian, maka akan banyak investor asing yang berminat untuk berinvestasi di pembangunan IKN di Kalimantan Timur," kata Tjahjo kepada Bisnis, Kamis (28/7/2022).
Dia pun menyatakan kesiapan Hutama Karya bersaing dengan investor lainnya untuk menggarap proyek IKN Nusantara.
Sebelumnya, Imbal hasil internal atau internal rate of return (IRR) sebesar 11 persen ini diyakini mampu menjadi magnet untuk menarik calon investor agar turut menanamkan dananya pada megaproyek di Pulau Kalimantan itu.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tak memungkiri tawaran IRR sebesar 11 persen dalam rangka mengakselerasi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Apalagi, kontribusi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) amat terbatas dalam menopang proyek senilai Rp466 triliun tersebut.
Adapun, pemangku kebijakan telah menyusun beberapa proyek yang bisa dimasuki oleh investor, baik secara langsung maupun melalui mekanisme kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
"Minimal IRR itu 11 persen. Mana mau orang IRR 10 persen," kata Bahlil.
Adapun, kontribusi swasta dalam pembangunan IKN sangat dibutuhkan dalam mempercepat pembangunan megaproyek ini. Dalam penghitungan pemerintah, swasta diharapkan mampu berkontribusi hingga Rp123,2 triliun pada pengembangan IKN Nusantara.
Sementara itu, sisanya bersumber dari KPBU yakni senilai Rp253,4 triliun, sementara APBN hanya berkontribusi senilai Rp89,4 triliun.
Ketua Tim Komunikasi IKN Sidik Pramono mengatakan proyek-proyek yang bisa dikembangkan oleh pemodal di antaranya hunian, mixed use, atau bangunan multifungsi, infrastruktur, hingga fasilitas leisure.
“Pada prinsipnya, beragam sektor masih sangat terbuka bagi potential investor,” ungkapnya.