Bisnis.com, JAKARTA - Microsoft Corp. memperkirakan peningkatan penjualan melonjak untuk tahun fiskal yang baru saja dimulai, meredakan kekhawatiran investor terhadap ekspektasi pertumbuhan kinerja menyusul keuangan kuartal keempat yang lesu.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (27/7/2022), raksasa perangkat lunak itu memperkirakan laba dan pendapatan operasional meningkat hingga dua digit untuk tahun fiskal 2023 yang dimulai awal Juli tahun 2022.
Sebelumnya, perusahaan melaporkan penjualan dan laba kuartal keempat yang jauh dari proyeksi analis, tertahan oleh nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan, serta permintaan yang lebih lemah terhadap layanan komputasi awan, perangkat lunak komputer pribadi, dan iklan di properti online.
Pendapatan pada kuartal keempat, yang berakhir 30 Juni 2022, naik 12 persen menjadi US$51,9 miliar. Sementara, laba bersih naik menjadi US$16,7 miliar, atau US$2,23 per saham.
Rata-rata, analis memperkirakan pendapatan mencapai US$52,4 miliar dan laba per saham sebesar US$2,29, berdasarkan survei Bloomberg.
Pertumbuhan pendapatan di layanan komputasi awan Azure melambat menjadi 40 persen, tingkat yang diawasi ketat dan juga meleset dari prediksi.
Baca Juga
Pejabat Microsoft mengatakan fluktuasi mata uang akan memangkas penjualan sekitar 4 persen untuk tahun ini dan sekitar 5 persen pada kuartal saat ini. Dia meredam kekhawatiran bahwa dolar Amerika Serikat (AS) yang kuat akan memiliki dampak besar pada nilai penjualan luar negeri.
"Perkiraan itu sangat kuat," kata Dan Ives, seorang analis di Wedbush.
Sementara itu, Microsoft mengatakan pihaknya menarik lebih banyak kesepakatan besar untuk perangkat lunak komputasi awan Azure dan memindahkan klien ke versi program komputasi awan Office yang lebih mahal.
Pengeluaran perusahaan diperkirakan menurun seiring berjalannya tahun dan perseroan mengurangi tingkat perekrutan karyawan baru setelah menambahkan 11.000 karyawan pada periode saat ini.
Gambaran ekonomi yang bergejolak akan membuat beberapa pelanggan tertarik pada produk Microsoft dan perangkat lunak cloud secara lebih umum karena dapat membantu mereka mengontrol hal yang mereka belanjakan untuk teknologi.
“Setelah keluar dari krisis ekonomi makro saat ini, bisnis cloud publik akan menjadi pemenang yang lebih besar lagi,” kata Chief Executive Officer (CEO) Microsoft Satya Nadella.
Saham Microsoft naik setinggi US$269,41 dalam sesi perdagangan setelah penutupan pasar pada Selasa (26/7). Saham telah turun sekitar 2 persen segera setelah laporan pendapatan dan jatuh ke US$251,90 pada penutupan perdagangan.