Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah masih menargetkan Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) bisa beroperasi pada 2023.
Proyek tersebut merupakan salah Proyek Strategis Nasional (PSN) bidang perkeretaapian yang akan ditunjukkan ke Presiden RRT Xi Jinping pada perhelatan G20 akhir tahun ini.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut kontruksi proyek tersebut sudah sebagian besar selesai. Saat ini, kontraktor masih fokus untuk mengerjakan depo dan stasiun.
"Aplagi kereta cepat ini dijadikan salah satu tujuan dari kunjungan Presiden China saat kunjungan G20. Jadi, memang kereta cepat pernah kami tinjau dan lihat, konstruksinya sebagian besar selesai," terang Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo, Selasa (26/7/2022).
Selain penyelesaian konstruksi proyek, pihak pemerintah dan PT Kereta Cepat Indonesia–China (KCIC) tengah membahas pembengkakan biaya proyek yang saat ini diidentifikasi sebesar US$1,176 miliar atau setara dengan Rp16,8 triliun. Angka tersebut merupakan temuan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pada awal 2022.
Terkait dengan pembengkakan biaya (cost overrun), Wahyu mengatakan bahwa ada permintaan agar biaya tersebut ditanggung oleh Indonesia. Untuk diketahui, proyek ini merupakan proyek yang bersumber dari investasi Indonesia (konsorsium BUMN PT PSBI) dan China, serta dibantu pinjaman dari China Development Bank (CDB).
"Terkait [dengan] hal ini, teman-teman dari Kemenkeu baru membahas yang merupakan bagian kewajiban kita untuk kontribusi dalam pembangunan, bukan cost overrun," terang Wahyu.
Wahyu menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung segera dioperasikan tahun depan, secara spesifik pada Juni 2023.
"Komitmen dari pemerintah Indonesia bahwa kereta cepat ini harus segera dioperasikan. Mudah-mudahan di tahun 2023," tutupnya.