Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena Citayam Fashion Week yang kini viral dinilai jadi memontum pemerintah untuk menyediakan ruang publik untuk menampung kreativitas masyarakat.
Pengamat perkotaan Universitas Indonesia (UI) Muh Azis Muslim menilai karya karya anak-anak SCBD–singkatan dari Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok – merupakan wujud ekspresi kalangan bawah dalam menunjukkan eksistensinya. Sebab, saat ini ruang terbuka masih minim dan telah digantikan bangunan-bangunan fisik seperti pusat perbelanjaan/mal.
“Bahwa nyata sekali kebutuhan ruang publik untuk masyarakat berekspresi sangat dibutuhkan. Saatnya pemerintah concern, [meskipun] terlambat untuk menampung ruang-ruang kreatif dan inovatif masyarakat,” ujar Aziz, Selasa (26/7/2022).
Azis mengatakan kehadiran negara dalam menyediakan ruang publik tergambar dalam keberpihakannya untuk membangun tata ruang kota yang berkelanjutan. Tata ruang tersebut, kata dia, yakni ruang yang menghadirkan harmoni dalam kehidupan masyarakat kota dalam berinteraksi dengan kemajuan pembangunan di daerahnya.
Lebih lanjut, Azis pun menyoroti terkait upaya selebritas Baim Wong yang telah mendaftarkan merek Citayam Fashion Week sebagai Hak Kekayaan Intelektual ke Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI) di Kementerian Hukum dan HAM. Selain Baim, Indigo Aditya Nugroho juga turut serta mendaftarkan nama tersebut. Keduanya sama-sama mengincar nama tersebut sebagai hak kekayaan intelektual (HAKI) di kode kelas 41.
“Butuh kegigihan dan kedisiplinan dalam menjaga tata ruang yang ada agar tidak dikalahkan dengan kepentingan pragmatisme bisnis yang mengatasnamakan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Baca Juga
Pengajar Fakultas Ilmu Administrasi UI itu mewanti-wanti agar karya original anak-anak muda asal pinggiran Ibu Kota tak dimonopoli oleh segelintir elite. Jangan sampai ada pihak-pihak yang menggeser anak-anak SCBD dan mengambil alih ruang publik milik mereka.
“Kaum pinggiran telah mengekspresikan eksistensinya. Selanjutnya biar mereka yang menentukan sendiri arahnya. Bukankah mereka yang telah menghadirkannya,” ungkap Aziz