Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Ukraina resmi mendevaluasi nilai tukar hryvnia untuk melindungi cadangan devisa ditengah invasi Rusia yang merusak perekonomian.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (21/7/2022), Bank Nasional Ukraina menetapkan nilai tukar hryvnia sekarang pada 36,5686 per dolar AS dibandingkan dengan 29,25 selama lima bulan terakhir.
Ukraina menangguhkan perdagangan hryvnia dan memperketat kontrol modal setelah serangan Rusia pada Februari untuk membantu pemerintah mengimpor barang-barang penting dan membendung inflasi yang meningkat. Nilai tukar akan tetap pada tingkat yang baru, yang oleh bank sentral disebut sebagai koreksi 25 persen.
Bank sentral mengungkapkan alasan di balik keputusan itu adalah perubahan parameter fundamental ekonomi Ukraina dan penguatan dolar. Devaluasi akan berdampak terbatas.
“Langkah ini akan meningkatkan daya saing produsen Ukraina, menyatukan kondisi nilai tukar untuk berbagai kelompok bisnis dan rumah tangga, dan mendukung ketahanan ekonomi selama perang,” ungkap bank sentral Ukraina dalam pernyataannya.
Menjaga hryvnia tetap kuat dalam beberapa bulan terakhir telah merugikan cadangan devisa Ukraina, karena perang memangkas pendapatan asing negara itu. Eksportir menjadi enggan untuk mengubah arus masuk mata uang pada tingkat resmi, yang tidak memperhitungkan hampir setengah tahun kemerosotan ekonomi.
Baca Juga
Devaluasi terjadi sehari setelah permintaan Ukraina untuk menunda pembayaran utang luar negeri mendapat dukungan dari kreditur utama.
Sekelompok pemerintah di Paris Club, termasuk AS, setuju untuk menangguhkan pembayaran utang negara hingga akhir 2023 dan mendesak kreditur lain untuk melakukan hal yang sama.
Sementara itu, Kementerian Keuangan Ukraina mengatakan telah menerima indikasi dukungan yang eksplisit untuk rencana tersebut dari manajer aset termasuk BlackRock Inc. dan Fidelity International.