Bisnis.com, JAKARTA – Real Estat Indonesia terus berupaya agar para pengembang bisa naik kelas.
Salah satunya melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia menggelar pelatihan bagi pengembang pada Rabu (20/7/2022).
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) Banten, Roni Hardiriyanto Adali mengatakan program pelatihan yang diikuti 60 peserta anggota REI Banten tersebut diharapkan dapat meningkatkan standar kompetensi pelaku usaha properti di Banten.
“Kami berharap setelah mengikuti program pelatihan ini standar kompetensi pelaku usaha properti di Banten naik kelas,” ujarnya dalam siaran pers.
Menurutnya, latar belakang setiap pengembang tentunya berbeda-beda, ada yang berlatar belakang pegawai negeri, pegawai swasta, hingga profesional seperti dokter dan pensiunan.
Dengan pelatihan ini diharapkan akan terbangun penyeragaman pemahaman dan wawasan sehingga menciptakan pengembang yang unggul, handal dan berintegritas.
Ketua Badan Diklat REI MR Priyanto menuturkan kegiatan short course ini merupakan bukti komitmen REI untuk senantiasa meningkatkan kompetensi anggotanya menjadi pengembang yang handal dan berkualitas.
“Mayoritas peserta pelatihan tentu ingin memperoleh dukungan permodalan dari perbankan. Forum ini bisa menjadi wahana bagi Bank BTN untuk promosi produk pembiayaan untuk peserta. Terlebih akibat pandemi banyak developer yang mengalami kesulitan,” katanya.
Direktur Consumer and Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar mengapresiasi REI sebagai pemangku kepentingan yang mendukung sepenuhnya kinerja Bank BTN.
“Bank BTN akan terus mendukung kegiatan REI untuk meningkatkan kapasitas anggotanya. Hal ini sejalan dengan amanat Menteri PUPR untuk menciptakan rumah yang berkualitas,” ucapnya.
Dia berharap para pengembang lebih mengutamakan aspek kualitas rumah terutama untuk hunian bagi para masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Selain itu, pengembang diharapkan juga lebih memperhatikan kualitas infrastruktur penunjang dan lingkungan.
“Pengembang agar dapat mewujudkan penyediaan hunian layak yang ramah lingkungan dengan pencahayaan dan ventilasi udara yang lebih memadai,” tutur Hirwandi
Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Haryo Bekti menuturkan di beberapa wilayah masih ditemukan pembangunan perumahan bersubsidi yang belum sesuai persyaratan.
Oleh karena itu, pengembang diharapkan dapat memahami dan mematuhi ketentuan terkait KPR bersubsidi. Hal ini terkait penyediaan hunian bagi MBR.
"REI selaku organisasi profesi agar secara intens melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap anggota," ujarnya.