Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bitcoin Tembus US$22.000, Tapi JPMorgan Wanti-Wanti Harga Bisa Turun Lagi

Hingga pukul 07.42 WIB, bitcoin menempati posisi teratas mata uang kripto dengan harga US$22.87,35. Dalam kurun satu jam, bitcoin terpantau mengalami kenaikan 0,36 persen juga menguat 7,02 persen selama 24 jam terakhir.
Ilustrasi Bitcoin. Reuters
Ilustrasi Bitcoin. Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin melonjak kembali di atas US$22.000 pada perdagangan hari ini, Selasa (19/7/2022). Namun, JP Morgan memperingatkan harga dan kapitalisasi pasar aset kripto terbesar ini masih bisa tergerus.

Berdasarkan CoinMarketCap, hingga pukul 07.42 WIB, Bitcoin terpantau berada di level dengan harga US$22.870,35. Dalam kurun satu jam, Bitcoin terpantau mengalami kenaikan 0,36 persen juga menguat 7,02 persen selama 24 jam terakhir.

Adapun, selama sepekan terakhir, harga bitcoin menguat 12,31 persen. Sementara itu, market cap atau kapitalisasi pasar yang dimiliki tercatat mencapai US$430,42 juta dengan volume yang diperdagangkan sebanyak US$42.63 juta atau 1.891.310 BTC.

Dilansir dari Forbes, Selasa (19/7/2022), analis JPMorgan telah memperingatkan biaya produksi bitcoin telah turun lebih dari US$10.000 per Bitcoin hanya dalam waktu sebulan. Menurutnya, hal ini berpotensi menghapus kapitalisasi Bitcoin sebesar US$160 miliar.

 “Biaya produksi dirasakan oleh beberapa pelaku pasar sebagai batas bawah kisaran harga Bitcoin di pasar bearish,” tulis analis JPMorgan yang dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou dalam catatan pekan ini.

 Menurut perkiraan JPMorgan, biaya untuk “menambang" 1 Bitcoin telah jatuh lebih dari US$10.000 dari US$24.000 pada awal Juni menjadi sekitar US$13.000.

“Hampir seluruhnya didorong oleh penurunan penggunaan listrik seperti yang diproksi oleh Cambridge Bitcoin Electricity Consumption Index [CBECI],” ungkapnya.

Sementara itu, penurunan biaya produksi ke level US$13.000 akan menunjukkan penurunan harga 35 persen lebih lanjut dari level $20.000 saat ini. Sebelum menembus US$22.000 pekan ini,  harga Bitcoin telah bergerak di kisaran sekitar US$20.000 sejak jatuh dari level support sebelumnya di US$30.000 pada awal Juni.

Para analis mengungkapkan level harga bitcoin US$20.000 yang diawasi dengan ketat secara psikologis penting karena merupakan puncak dari kenaikan bitcoin akhir 2017.

 "Sementara jelas membantu profitabilitas penambang dan berpotensi mengurangi tekanan pada penambang untuk menjual kepemilikan Bitcoin guna meningkatkan likuiditas atau untuk deleveraging, penurunan biaya produksi mungkin dianggap negatif untuk prospek harga Bitcoin ke depan," tulis para analis.

Peringatan JPMorgan terbaru datang setelah bank ini mengatakan penambang Bitcoin berpotensi menjual Bitcoin yang mereka miliki mereka untuk memenuhi biaya yang berpotensi mendorong harga lebih rendah.

 Harga Bitcoin telah jatuh sekitar 70 persen setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa hampir US$70.000 pada November 2021. Bitcoin anjlok bersama pasar saham AS setelah Federal Reserve atau The Fed dan bank sentral lainnya di seluruh dunia memerangi inflasi yang melonjak.

Chief Technology Officer Lolli Matt Senter mengatakan dengan inflasi melonjak 9,1 persen pada Juni, penurunan harga Bitcoin mencerminkan tren yang telah terlihat dalam beberapa bulan terakhir, yakni harga Bitcoin bergerak sebagian besar seiring dengan pasar keuangan konvensional.

 "Kami hanya akan melihat pemisahan harga Bitcoin dari pasar keuangan tradisional setelah ada adopsi dan pemahaman arus utama yang lebih besar tentang Bitcoin tidak hanya sebagai alas penyimpan nilai, tetapi juga jalur pembayaran dan cara memperkuat sistem moneter warisan kami,” ujarnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper