Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan Jauhi Pinjaman Hulu Migas, SKK Dorong Penerapan CCUS

Pemasangan CCUS di beberapa wilayah kerja atau blok Migas diharapkan tetap menjaga kredit dari lembaga pemberi pinjaman dan investasi langsung di pasar obligasi.
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (2/2/2021)./ANTARA FOTO-Ahmad Subaidi
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (2/2/2021)./ANTARA FOTO-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong investasi pada pemasangan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS) untuk menjaga kredit hijau dari lembaga perbankan di sektor hulu minyak dan gas.

Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan konsen itu diarahkan untuk menciptakan industri hulu migas yang berkelanjutan di tengah perhatian dunia pada isu energi bersih saat ini.

“Dengan net zero emission dari negara-negara dunia, lembaga finansial memiliki preferensi terhadap proyek-proyek hijau,” kata Kemal melalui pesan singkat, Minggu (17/7/2022).

Dengan demikian, pemasangan CCUS di beberapa wilayah kerja atau blok Migas diharapkan tetap menjaga kredit dari lembaga pemberi pinjaman dan investasi langsung di pasar obligasi. Harapannya, sektor hulu Migas di dalam negeri dapat meningkatkan produksi serta daya saing dengan negara kompetitor.

“Melalui low carbon initiative yang berisikan strategi untuk peningkatan efisiensi energi, zero routine flaring, penanaman pohon dan tentunya CCUS,” ujarnya.

Dilansir Bloomberg, Selasa (12/7), perusahaan bahan bakar fosil hanya berkontribusi kecil terhadap total pendapatan yang diperoleh perbankan dari bisnis penjaminan emisi obligasi korporasi. Fakta ini menyimpulkan kesepakatan yang dibuat antara perusahaan energi fosil dan perbankan tidak sepadan dengan dampak lingkungan dan risiko reputasi bank bersangkutan.

Berdasarkan data Toxic Bonds Campaign, sebuah inisiatif beberapa organisasi masyarakat sipil yang menyoroti peran pasar surat utang dalam memicu krisis iklim, 22 bank global terkemuka mengantongi komisi dari penjaminan penerbitan obligasi perusahaan migas dan batu bara hanya US$4,7 miliar sepanjang 2016—2022.

Nilai itu hanya 0,03 persen dari total komisi yang diperoleh 22 bank dari bisnis penjaminan emisi obligasi yang mencapai US$16,1 triliun selama 7 tahun terakhir.

“Perusahaan bahan bakar fosil membutuhkan bank, tetapi bank tidak membutuhkan perusahaan bahan bakar fosil,” ujar Alice Delemare Tangpuori, ahli strategi senior di Bank on Our Future.

Menurut data Bloomberg, sejak perjanjian iklim Paris pada akhir 2015, bank-bank yang dipimpin oleh JPMorgan Chase & Co., Citigroup Inc. dan Bank of America Corp. telah memperoleh bayaran sekitar US$12 miliar dari penjaminan sekitar US$1,7 triliun penerbitan obligasi perusahaan migas dan batu bara. Pada periode yang sama, mereka mengumpulkan US$69 miliar dari biaya menjamin emisi obligasi korporasi investment-grade dan berimbal hasil tinggi.

Hampir 115 bank, yang secara kolektif mengendalikan 38 persen aset global industri, telah bergabung dengan Net-Zero Banking Alliance (NZBA). Ini berarti mereka telah berkomitmen untuk menyelaraskan portofolio pinjaman dan investasi dengan target mencapai emisi nol bersih pada 2050. Namun, bank tetap dapat mengecualikan penjaminan mereka dari target ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper