Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja industri manufaktur Indonesia pada kuartal III/2022 diprediksi kian ekspansif setelah Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI BI) pada kuartal II/2022 berhasil menunjukkan performa gemilang.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja sektor industri pengolahan melanjutkan tren peningkatan dengan capaian PMI BI sebesar 54,02 persen, meningkat dari 53,61 persen pada kuartal II/2022.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan peningkatan PMI BI didorong seluruh komponen pembentuknya, terutama volume produksi, volume total pesanan, serta jumlah karyawan yang meningkat dan berada pada fase ekspansi.
"Mayoritas subsektor diprakirakan akan meningkat, dengan indeks tertinggi pada subsektor semen dan barang galian nonlogam, alat angkut, mesin dan peralatan, serta Logam dasar besi dan baja," kata Erwin seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (14/7/2022).
Dijelaskan lebih terperinci, volume produksi diperkirakan kembali meningkat dengan indeks sebesar 57,37 persen sejalan dengan aktivitas industri yang meningkat dan jumlah hari kerja.
Peningkatan tersebut terjadi di berbagai subsektor, dengan indeks tertinggi pada subsektor barang kayu dan hasil hutan lainnya, pupuk, kimia dan barang dari karet, serta logam dasar besi dan baja.
Sementara di seksi volume pesanan barang input, diperkirakan meningkat dengan indeks sebesar 55,96 persen.
Peningkatan tersebut terjadi di berbagai subsektor, antara lain semen dan barang galian nonlogam, alat angkut, mesin dan peralatannya, serta logam dasar besi dan baja.
Namun, komponen volume persediaan barang jadi diproyeksikan melambat dengan indeks 54,16 persen. Pada kuartal II/2022, indeks volume persediaan barang jadi sebesar 54,23 persen.
Penurunan terjadi di sejumlah subsektor, antara lain logam dasar besi dan baja serta barang kayu dan hasil hutan lainnya.