Bisnis.com, JAKARTA – Co-chief executive officer Netflix Inc. mengungkap sejumlah faktor yang menjadi pendorong perlambatan pada layanan streaming itu, salah satunya dampak inflasi terhadap anggaran rumah tangga.
Hal lainnya yakni penurunan penjualan smart TV karena kendala rantai pasokan, dan hengkangnya Netflix dari Rusia.
"Setiap pelanggan mempertanyakan tentang nilai berlangganan sehubungan dengan biayanya," kata Ted Sarandos dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Prancis Le JDD dilansir Bloomberg, Minggu (7/10/2022).
Dia melanjutkan, meski demikian visi Netflix untuk memuaskan konsumen tetap utuh. Popularitas serial “Stranger Things” season anyar menjadi buktinya.
Netflix kehilangan 200.000 pelanggan pada kuartal pertama 2022, telah berusaha menekan pengeluaran. Sebagai bagian dari upaya itu, perusahaan telah memberhentikan ratusan karyawan, termasuk 150 orang pada Mei dan 300 lainnya pada Juni.
"Perusahaan beradaptasi dengan perlambatan pertumbuhan dan melakukannya tanpa membatasi pengeluaran untuk produksi konten, yang akan mencapai 17 miliar euro (US$17,3 miliar) pada 2022," kata Sarandos.
Baca Juga
Netflix akan mulai memasukkan iklan yang akan membuat model bisnisnya lebih kompleks dan memungkinkan perusahaan untuk menarik lebih sedikit pelanggan yang ingin membayar.
Raksasa streaming itu kini memiliki lebih dari 10 juta pelanggan di Prancis, kata Sarandos, dibandingkan dengan 6,7 juta pada 2020.
Pada tahun ini saja, Netflix menginvestasikan 200 juta euro untuk konten di Prancis saja, termasuk 40 juta euro untuk film yang dirilis pertama kali di bioskop Prancis. Baru-baru ini, Netflix juga membeli hak untuk melakukan streaming film Johnny Depp berikutnya di Prancis.
Namun, Sarandos mengkritik pengaturan eksklusivitas dengan serikat bioskop lokal yang memungkinkan Netflix untuk menayangkan film hanya 15 bulan setelah rilis teater mereka di Prancis.
"Kerangka waktu yang tepat adalah beberapa minggu, bukan beberapa bulan," katanya.