Bisnis.com, JAKARTA – Produsen smartphone dan chipset Samsung Electronics Co. mencatat lonjakan pendapatan hingga 21 persen pada kuartal II/2022. Hal ini meredakan ketakutan terburuk investor terhadap dampak melemahnya permintaan konsumen dan melonjaknya biaya bahan baku.
Seperti dilansir Bloomberg pada Kamis (7/7/2022), Pendapatan dari penjualan mencapai 77 triliun won (US$58,9 miliar) pada kuartal II/2022. Lonjakan pendapatan tersebut mengimbangi laba operasional yang lebih rendah dari perkiraan karena adanya tekanan marjin laba akibat kenaikan inflasi
Berdasarkan keterangan resmi Samsung yang dirilis Kamis (7/7/2022), pertumbuhan laba operasional melambat ke level terendah dalam lebih dari dua tahun menjadi 14 triliun won (US$10,7 miliar) sepanjang tiga bulan yang berakhir Juni. Angka ini sedikit di bawah proyeksi analis yang memperkirakan laba operasional sebesar 14,6 triliun won.
Melonjaknya pendapatan Samsung didorong oleh pelemahan won Korea Selatan terhadap dolar AS selama periode tersebut. Samsung akan merilis laba bersih dan membagi kinerja divisi dengan laporan keuangan lengkapnya pada akhir bulan ini.
Sementara itu, Saham Samsung menguat 2,84 persen ke level 57,800 won per saham di bursa Korsel pada pukul 08.12 WIB.
Analis HI Investment & Securities Song Myung-sup mengatakan kinerja pendapatan dan laba operasional Samsung ini tidak seburuk yang dikhawatirkan investor.
Baca Juga
“Ada kekhawatiran besar dan perkiraan pendapatan semakin diturunkan. Tetapi laba operasional senilai 14 triliun won ini masih ada di dalam batas ekspektasi,” ungkap Myung-sup seperti dikutip Bloomberg, Kamis (7/7/2022).
Raksasa elektronik Korea ini menjadi satu perusahaan teknologi besar pertama yang melaporkan pendapatan setelah kuartal penting bagi industri. Keunggulan perusahaan sebagai pemasok chipset memori dan produsen smartphone menjadikannya fokus bagi investor.
Pertumbuhan laba Samsung yang melambat dapat memperdalam kekhawatiran terhadap permintaan teknologi di seluruh sektor perusahaan dan konsumen.
Analis Eugene Investment & Securities Lee Seung-woo memperkirakan produksi smartphone Samsung pada kuartal kedua diperkirakan turun lebih dari 10 juta unit menjadi 63 juta dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya.
Berdasarkan data kantor statistik nasional Korsel, stok chipset melonjak lebih dari 50 persen pada bulan Mei, menandakan permintaan konsumen yang lesu secara langsung berdampak pada industri chip memori.
Samsung dan produsen chipset lain, SK Hynix Inc. merupakan dua dari trio pembuat chip semikonduktor utama yang memasok pusat data dan pembuat elektronik dunia. Harga saham keduanya merosot lebih dari 20 persen sepanjang tahun 2022 karena kekhawatiran atas potensi resesi.
“Ketidakpastian makro masih bertahan secara global. Kenaikan suku bunga The Fed telah memicu fluktuasi valas, sementara biaya bahan baku dan logistik terus meningkat. Ada juga ketidakpastian yang meningkat atas permintaan,” ungkap analis eBEST Investment & Securities Co, Nam Dae-jong.