Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu AS Ajak China Bertemu di Pertemuan G20 Bali, Bahas Soal Perang Rusia-Ukraina

Menlu AS Antony Blinken akan melakukan diskusi terbuka dengan Menlu China Wang Yi dalam pertemuan menteri luar negeri G20 di Bali pekan ini.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken/ Bloomberg
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken akan melakukan diskusi terbuka terkait perang di Ukraina dengan Menlu China Wang Yi dalam pertemuan menteri luar negeri G20 di Bali pekan ini.

Hal ini disampaikan oleh Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur dan Pasifik, Daniel Kritenbrink, sebagaimana dilansir dari Bloomberg pada Rabu (6/7/2022).

“Kami telah melakukan sejumlah komunikasi di tingkat senior dengan rekan-rekan kami di China mengenai apa yang kami harapkan, tidak hanya dari RRC tetapi dari semua anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab mengenai invasi brutal Rusia ke Ukraina,” kata Kritenbrink.

Ini akan menjadi kesempatan untuk AS melakukan perundingan yang jujur ​​dan menyampaikan harapannya dalam tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh China terkait perang di Ukraina.

“Ini akan menjadi kesempatan lain, saya pikir,” tambah Kritenbrink.

Kedua diplomat senior itu akan bertukar pandangan tentang hubungan China-AS saat ini dan isu-isu utama internasional dan regional, berdasarkan pernyataan dari Kementerian Luar Negeri di Beijing.

Blinken berangkat ke Bali Indonesia pada Rabu (6/7/2022) untuk menghadiri pertemuan para Menlu G-20 sebelum melanjutkan kunjungannya ke Thailand. Dia akan bertemu Wang pada Sabtu mendatang (9/7/2022) dan ini merupakan pertemuan tatap muka pertama antara keduanya sejak Oktober, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan China. Beijing mengumumkan persahabatan tanpa batas dengan Rusia tepat sebelum invasi ke Ukraina pada akhir Februari.

Prioritas Blinken dalam pertemuannya dengan Wang adalah untuk menekankan komitmen AS dalam “diplomasi intens” dengan Beijing dan “mengelola persaingan ketat secara bertanggung jawab” antara kedua negara.

“AS ingin melakukan segala kemungkinan untuk mencegah setiap kesalahan perhitungan yang dapat menyebabkan konflik dan konfrontasi secara tidak sengaja,” katanya.

Asisten Menlu AS Bidang Ekonomi dan Bisnis Ramin Toloui mengatakan Blinken akan memimpin upaya pada pertemuan G-20 yang anggotanya mewakili sekitar 80 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) global untuk fokus pada invasi Rusia dan embargo ekspor biji-bijian Ukraina dalam memicu krisis pangan internasional.

“Negara-negara G-20 harus meminta pertanggungjawaban Rusia dan bersikeras mendukung upaya PBB yang sedang berlangsung untuk membuka kembali jalur laut untuk pengiriman biji-bijian,” ungkap Toloui.

Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Blinken diperkirakan tidak akan bertemu dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov, yang juga dijadwalkan menghadiri pertemuan tersebut. Para pejabat AS telah menyatakan bahwa pembicaraan tidak akan ada gunanya, kecuali Rusia menunjukkan bahwa mereka sangat tertarik pada solusi diplomatik untuk konflik Ukraina.

Blinken juga akan mendesak agar para menteri membahas situasi politik di Myanmar. Ini karena AS menduga adanya penguasa militer yang melakukan genosida terhadap minoritas Rohingya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper