Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Ini Alasan DPR Sepakati Penambahan Kuota Pertalite dan Solar

DPR sepakat untuk menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan solar di 2022.
Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU, di Jakarta, Senin (9/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU, di Jakarta, Senin (9/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Komisi VII DPR RI yang membidangi urusan energi membeberkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan solar telah mengalami lonjakan yang signifikan hingga paruh pertama tahun ini.

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan lembaganya menilai positif manuver yang belakangan diambil pemerintah untuk membatasi pembelian BBM bersubsidi lewat aplikasi MyPertamina. Alasannya, kuota BBM yang telah ditetapkan pada APBN 2022 dipastikan tidak dapat memenuhi tingkat konsumsi masyarakat hingga akhir tahun ini.

"Bahwa betul sekali dalam APBN 2022 Pertalite misalnya 23,5 juta kilo liter (KL) tapi faktanya baru 6 bulan pertama masuk dua per tiga dikonsumsi,” kata Sugeng dalam acara Energy Corner, Senin (4/7/2022).

Sugeng menambahkan lembaganya sepakat untuk menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan solar masing-masing sekitar 5 juta kiloliter (KL) dan 6 juta KL untuk menambal potensi kelebihan konsumsi pada paruh kedua tahun ini. 

Dia menuturkan kesepakatan itu juga dilatarbelakangi konsumsi BBM bersubsidi di tengah masyarakat yang telah melebihi kuota masing-masing 23 persen untuk pertalite dan 11 persen untuk solar hingga Mei 2022. Artinya, langkah itu diharapkan dapat mencegah potensi susutnya ketersediaan BBM bersubsidi yang diperkirakan kritis pada akhir tahun nanti. 

“Dalam RDP bulan lalu misalnya kita sepakat untuk menambah Pertalite sampai 5 juta KL di angka 28 juta KL, solar ditetapkan di APBN 2022 sebanyak 13 juta KL tampaknya juga kekurangan dan ditambah sampai 6 juta KL lebih,” ujarnya.

PT Pertamina Patra Niaga meminta pemerintah untuk menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mencapai 7,65 juta kiloliter (KL) untuk menutupi potensi kelebihan permintaan masyarakat pada paruh kedua tahun ini. 

Adapun, usulan itu diajukan berbarengan dengan upaya percepatan pembatasan pembelian BBM bersubsidi lewat revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM yang ditarget rampung pada Agustus 2022. 

“Kita juga melakukan pengusulan penambahan kuota ini opsi untuk menambah pasokan. Alhamdulillah, sekarang berprogres untuk penambahan kuota ini kita coba selaraskan dengan revisi Perpresnya,” kata Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra saat Webinar SUKSE2S, Rabu (29/6/2022).  

PT Pertamina Patra Niaga memperkirakan terjadi peningkatan permintaan Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite yang melampaui kuota tersedia pada tahun ini. 

Berdasarkan perhitungan PT Pertamina Patra Niaga, estimasi permintaan untuk JBT solar mencapai 17,2 juta KL dan JBKP Pertalite di angka 28,4 juta KL.

Sementara itu, kuota tersedia untuk JBT solar hanya berada di angka 14,9 juta KL dan JBKP Pertalite sekitar 23,05 juta KL. Dengan demikian, terdapat kesenjangan ketersediaan kuota yang cukup lebar hingga 7,65 KL pada paruh kedua tahun ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper