Bisnis.com, JAKARTA — Komisi VII DPR RI yang membidangi urusan energi sepakat untuk menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar masing-masing sekitar 5 juta kiloliter (KL) dan 6 juta KL untuk menambal potensi kelebihan konsumsi pada paruh kedua tahun ini.
Sugeng menuturkan kesepakatan itu juga dilatarbelakangi konsumsi BBM bersubsidi di tengah masyarakat yang telah melebihi kuota masing-masing 23 persen untuk Pertalite dan 11 persen untuk Solar hingga Mei 2022. Artinya, langkah itu diharapkan dapat mencegah potensi susutnya ketersediaan BBM bersubsidi yang diperkirakan kritis pada akhir tahun nanti.
“Dalam RDP bulan lalu misalnya kita sepakat untuk menambah Pertalite sampai 5 juta KL di angka 28 juta KL, Solar ditetapkan di APBN 2022 sebanyak 13 juta KL tampaknya juga kekurangan dan ditambah sampai 6 juta KL lebih,” kata Sugeng dalam Energy Corner, Senin (4/7/2022).
Di sisi lain, Sugeng menggarisbawahi kemampuan APBN untuk menambah subsidi relatif terbatas akibat gejolak harga minyak mentah dunia yang sudah menembus rata-rata di posisi US$110 per barel pada pertengahan tahun ini. Sementara, asumsi minyak mentah Indonesia atau Indonesia crude price (ICP) yang dipatok pada APBN 2022 sebelum perubahan hanya di angka US$63 per barel.
“Senjang sekali, maka perlu kompensasi karena ditanggung Pertamina selain menjalankan PSO sebagai korporasi pasti ada batasnya karena perlu ada semacam working capital,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kuota BBM bersubsidi yang disalurkan PT Pertamina (Persero) hingga Mei 2022 tercatat telah melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah.
Baca Juga
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan upaya untuk menekan penyaluran BBM bersubsidi sangat diperlukan agar kelebihan kuota pada tahun ini tidak terlalu lebar.
Dia mengungkapkan Pertamina memproyeksikan volume bahan bakar minyak jenis tertentu (JBT) Solar yang disalurkan pada tahun ini mencapai 17,2 juta kiloliter (kl) apabila tidak dilakukan pembatasan. Padahal, kuota yang ditetapkan pada tahun ini hanya 14 juta kl.
Sementara itu, untuk volume jenis bahan bakar khusus penugasan (JBKP) Pertalite diproyeksikan bisa membengkak menjadi 28 juta kl dari kuota yang ditetapkan pada tahun ini sebesar 23,05 juta kl.
“Pertalite Mei 2022 telah melebihi kuota 23 persen. Untuk solar subsidi year to date Mei realisasi subsidi melebihi kuota 11 persen,” kata Irto dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (30/6/2022).