Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! BKPM Ungkap Prospek Investasi Sektor EBT di Indonesia Terganggu

BKPM melihat, adanya perang Rusia dan Ukraina menyebabkan prospek investasi sektor EBT di Indonesia terganggu.
Gedung Kementerian Investasi/BKPM di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Gedung Kementerian Investasi/BKPM di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Indra Darmawan menegaskan prospek investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) terganggu akibat kondisi geopolitik global, yakni perang antara Ukraina dan Rusia.

"Prospek ada, potensinya besar, cuma saat ini sedang terganggu oleh keadaan geopolitik yang ada," kata Indra kepada Bisnis, Selasa (28/6/2022).

Kendati demikian, Indra masih optimistis atas pertumbuhannya karena masih ada potensi dan komitmen yang besar. Menurutnya, Indonesia sebetulnya diuntungkan lantaran memiliki banyak bahan baku dari sektor EBT.

Apalagi, tren saat ini adalah pabrik dan bahan baku dibangun berdekatan sehingga menurut Indra sangat jelas potensi Indonesia untuk EBT.

Namun, kenyataannya potensi tersebut terbentur oleh perang Rusia dan Ukraina yang menyebabkan situasi menjadi sulit untuk mengembangkan EBT.

Sebagaimana diketahui, perang Rusia dan Ukraina telah menyebabkan harga pangan dan energi melambung naik sehingga negara-negara saat ini disibukkan dengan hal-hal jangka pendek.

"Fokus kita terdistraksi. Akhirnya upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan menjadi terhambat, tidak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia," jelasnya.

Di lain sisi, Indra menepis adanya anggapan bahwa pemerintah kurang konsisten dalam pengembangan EBT.

Dia menegaskan, Indonesia sudah memiliki Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) sampai dengan 2030. Misalnya, beberapa pembangkit listrik yang bakal menggunakan EBT, PLTS Terapung, dan beberapa projek lainnya.

Semua proyek tersebut sudah mulai berjalan hanya saja diakui Indra tidak memenuhi target lantaran beberapa kondisi yang menyulitkan.

Indra mengungkapkan, target EBT Indonesia dalam energy mix awalnya ditargetkan 23 persen di 2025. Namun saat ini baru terealisasi 11,5 persen.

Kemudian tahun lalu, dari target EBT Rp5 miliar, BKPM mencatat baru tercapai setengahnya. Hal ini bukan tanpa alasan dan bukan masalah inkonsistensi. Indra memastikan kondisi terjadi lantaran situasi geopolitik yang memengaruhi situasi di dalam negeri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper