Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Logam Dasar Rebound dari Pekan Terburuk dalam Setahun

Sementara itu, logam industri masih berada di jalur penurunan secara kuartalan terbesar sejak krisis keuangan 2008 di tengah meningkatnya kekhawatiran perlambatan industri di seluruh aspek ekonomi utama.
Logam dasar rebound dari pekan terburuk dalam setahun. /Bloomberg - David Gray
Logam dasar rebound dari pekan terburuk dalam setahun. /Bloomberg - David Gray

Bisnis.com, JAKARTA — Timah memimpin rebound logam dasar dari minggu terburuknya dalam setahun karena ekonomi China menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Akan tetapi Goldman Sachs Group Inc. mengatakan pasokan global masih terbatas.

Indikator awal untuk aktivitas ekonomi China yang dilacak oleh Bloomberg menunjukkan peningkatan selama Juni karena pembatasan Covid-19 secara bertahap dilonggarkan. Secara keseluruhan, prospek kembali ke netral setelah memburuk selama dua bulan berturut-turut, namun pemulihan terlihat jelas.

Mengutip Bloomberg, Selasa (28/6/2022), permintaan logam China sangat lemah sepanjang kuartal pertama tahun ini. “Namun, tidak diragukan lagi kita melewati titik nadir dalam hal aktivitas,” tulis laporan tersebut. 

Sementara itu, logam industri masih berada di jalur penurunan secara kuartalan terbesar sejak krisis keuangan 2008 di tengah meningkatnya kekhawatiran perlambatan industri di seluruh aspek ekonomi utama. Timah memimpin kenaikan Senin di London Metal Exchange, memangkas rekor kerugian mingguan 21 persen yang membawa harga ke level terendah dalam 15 bulan terakhir. Nikel, aluminium, dan tembaga juga naik, membalikkan penurunan minggu lalu.

Meskipun China, pasar logam dasar terbesar memberikan optimisme, sentimen negatif terbilang cukup kuat. "Sedikit cerahnya sentimen di sana [China] hampir tidak mungkin untuk mengimbangi penurunan situasi saat ini di negara-negara industri barat," kata analis Commerzbank AG Daniel Briesemann dalam sebuah catatan. 

Analisa tersebut melanjutkan kondisi saat ini adalah pembalikan dramatis dari dua tahun terakhir, ketika logam melonjak di tengah gelombang optimisme pasca-lockdown, prediksi inflasi, dan gangguan pasokan. Pasalnya persediaan tetap berada pada level yang sangat rendah di beberapa pasar logam, menyiapkan panggung untuk potensi lonjakan harga bahkan ketika investor berubah bearish pada prospek permintaan.

"Pergerakan tajam yang lebih rendah dalam harga logam dasar selama beberapa minggu terakhir mencerminkan hampir seluruhnya dari tekanan likuidasi keuangan, daripada penurunan kondisi fundamental," tulis analis Goldman Sachs termasuk Jeffrey Currie dalam sebuah catatan.

Adapun tembaga di LME menetap 0,4 persen lebih tinggi menjadi US$8.417,50 per metrik ton pada 17:51. di London. Timah melonjak 9,8 persen, sedangkan nikel naik 2,2 persen, dan aluminium 1,6 persen lebih tinggi. Seng turun 1 persen, menghapus kenaikan sebelumnya setelah persediaan LME yang sesuai pesanan naik dari rekor terendah.

Logam mulia, emas spot turun 0,2 persen menjadi $1,822,77 per ounce pada 16:02. di New York karena imbal hasil treasury naik. Perak dan paladium mundur sementara, sedangkan platinum naik lebih tinggi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper