Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penambahan Fasilitas Tangkapan Karbon Dinilai Rugikan Nilai Tawar Blok Masela

Penambahan fasilitas penyimpanan karbon (CCUS) bakal menarik perhatian investor, tetapi diperkirakan tidak dapat menutupi kinerja operasi industri yang sepenuhnya berbasis minyak dan gas.
Penambahan Fasilitas Tangkapan Karbon Dinilai Rugikan Nilai Tawar Blok Masela. /Bisnis.com
Penambahan Fasilitas Tangkapan Karbon Dinilai Rugikan Nilai Tawar Blok Masela. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal menilai penambahan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS) proyek LNG Abadi Blok Masela bakal mengoreksi nilai tawar investasi lapangan Migas yang terletak di Laut Arafuru, Maluku. Alasannya, penambahan fasilitas CCUS itu relatif membutuhkan investasi yang relatif besar yang belakangan ikut menggerek keekonomian lapangan tersebut.

Di sisi lain, Moshe mengakui, penambahan fasilitas CCUS bakal menarik perhatian investor dari segi peluang kredit karbon yang ditawarkan. Hanya saja, upaya penerapan energi hijau pada aset LNG Abadi Blok Masela itu tidak dapat menutupi kinerja operasi industri yang sepenuhnya berbasis minyak dan gas.

"Saya sih secara keekonomian agak skeptis itu bisa meningkatkan keekonomian lapangannya,” kata Moshe saat dihubungi, Jumat (24/6/2022).

Menurut dia, industri hulu Migas Indonesia relatif belum siap untuk melakukan pergeseran fokus pada pemanfaatan dan penyimpanan karbon pada operasi mereka. Alasannya, biaya yang mesti dikeluarkan untuk fasilitas CCUS relatif mahal. Di sisi lain, sektor hulu migas dalam negeri masih dihadapi kendala produksi minyak dan gas terangkut yang seret beberapa waktu terakhir.

“Dari sisi keekonomian kelayakannya saya pikir Indonesia belum di posisi itu karena lapangan-lapangan kita sudah tua, produksi kita juga masih turun ditambah biaya lagi, bisa lebih parah nanti,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kajian CCUS proyek LNG Abadi Blok Masela ditarget rampung pada Agustus 2022. Nantinya kajian itu digunakan Inpex Masela Ltd. selaku operator untuk mengajukan revisi rencana pengembangan blok Masela yang belakangan diproyeksikan molor hingga 2030 akibat pergeseran fokus konsorsium pada pengembangan aset ramah lingkungan.

“Studi CCUS masih berjalan ditarget selesai Juli atau Agustus [tahun ini],” kata Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno melalui pesan singkat, Selasa (7/6/2022).

Sejatinya, pengembangan proyek strategis nasional (PSN) senilai US$19,8 miliar itu tidak lagi tersendat karena Inpex sudah mengantongi pembeli untuk produksi gas tersebut, yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Apalagi, perkembangan pengembangan Lapangan Abadi pada 2021 tercatat sudah mencapai 65 persen.

Di sisi lain, revisi rencana pengembangan dengan komitmen energi hijau itu juga memiliki posisi strategis untuk meningkatkan nilai tawar rencana divestasi hak partisipasi milik Shell sebesar 35 persen pada Blok Masela tersebut. Pengembangan fasilitas CCUS dinilai dapat membuat aset LNG Abadi Blok Masela lebih kompetitif yang belakangan ikut menarik minat investor untuk membeli hak partisipasi Shell yang sudah ingin hengkang sejak dua tahun lalu itu.

“Mungkin nanti setelah selesai studi tersebut Inpex akan mengajukan revisi PoD untuk kita pertimbangkan, mungkin tahun ini,” kata Julius.

Hanya saja, Shell Indonesia enggan memberi tanggapan lebih rinci ihwal kelanjutan upaya penjualan hak partisipasi 35 persen blok Masela menyusul rampungnya kajian CCUS tersebut.

“Kalau untuk Blok Masela, kami tidak dapat memberikan komentar seputar aktivitas portofolio tersebut,” kata Corporate Communications Shell Indonesia Edit Wahyuningtyas saat dikonfirmasi, Jumat (24/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper